Mas Bupati Ipin Resmikan Jembatan Bhinneka Tunggal Ika dan TPS 3R di Desa Banaran

Trenggalek, Jawa Timur, Fixsnews.co.id – Rampung di bangun, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin resmikan Jembatan Guyangan atau yang disebut dengan Jembatan Bhinneka Tunggal Ika, Rabu (8/11/2023). Jembatan tersebut menghubungkan tiga desa di Kecamatan Tugu, yaitu Gondang, Winong, dan Banaran.

Memiliki bentang 45×5 meter, jembatan yang menghabiskan anggaran sekitar 5 miliar tersebut, di bangun tanpa menggunakan tiang penyangga tengah. Nama Jembatan Bhinneka Tunggal Ika sendiri disematkan oleh KH. Sulaiman, pengasuh Pondok Pesantren Al Badar Desa Gondang.

Baca Juga:Bupati Trenggalek Resmikan Jembatan Penghubung Tiga Desa

“Jadi, ini termasuk proyek yang kemarin di biayai investasinya oleh PT. SMI, jadi kita memang punya effort di sini untuk bisa mewujudkan jembatan ini,” jelas Mas Bupati Ipin.

Pembangunan jembatan sendiri sebenarnya telah di usulkan sejak lama. Akan tetapi karena kondisi fiskal pemerintah daerah saat itu, akhirnya baru bisa rampung di bangun tahun ini.

Jembatan tersebut konstruksinya di bangun menggunakan beton precast. Sehingga, menurut Mas Ipin, spesifikasinya bukan main-main. Sedangkan tanpa tiang penyangga tengah di maksudkan meminimalisir resiko kerusakan jembatan akibat banjir.

Di samping jembatan, Mas Bupati Ipin juga sekaligus meresmikan fasilitas TPS 3R di Desa Banaran. Di kesempatan itu, Mas Ipin berharap kepada ibu-ibu yang di sebutnya sebagai green angels, bisa mengolah sampah menjadi berkah.

“Ibu-ibu ini kreatif, tahu kalau di sini banyak pembudidaya ikan, maka nanti sampahnya di kelola dengan mekanisme magot, jadi yang organik-organik mekanisme magot,” terangnya.

“Nanti sebagian untuk pupuk, karena di sini juga basisnya pertanian, perkebunan, dan tadi di beberapa tempat sudah ada bank sampah yang di gunakan untuk sampah-sampah, bernilai jual sudah di dayagunakan,” sambung Mas Ipin.

Kemudian ke depan, sembari di kaji kembali untuk penanganan sampah yang tidak bisa di olah. Sehingga cita-cita Kabupaten Trenggalek di tahun 2030 atau 2045 benar-benar bisa menjadi kota dengan nol persen sampah dan polusi. (bud)