Probolinggo, Jawa Timur | fixsnews.co.id – Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo mengadakan pelatihan lanjutan Detail Engineering Design (DED) bagi penyandang disabilitas. Kegiatan ini berlangsung di ruang pertemuan Jabung 2, Kantor Bupati Probolinggo, dari Senin hingga Rabu (17-19/2/2025).
Pelatihan ini diikuti oleh peserta penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu dan tuna daksa, dan dipandu oleh narasumber profesional dari CV. Citra Nusa Persada Consultant Engineering Probolinggo. Selama pelatihan, peserta dibekali pengetahuan dan keterampilan teknis untuk membuat gambar desain bangunan menggunakan aplikasi AutoCAD serta menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) menggunakan Excel.
Ketua Pelaksana Program GESIT-Pertuni Kabupaten Probolinggo, Arizky Perdana Kusuma, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan DED pertama yang sebelumnya diselenggarakan di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo. “Tujuan utama pelatihan ini adalah memberikan pembekalan kepada penyandang disabilitas mengenai cara menyusun gambar bangunan yang ramah disabilitas dan menyusun RAB,” ujarnya.
Rizky menekankan pentingnya pelatihan ini untuk meningkatkan keterampilan penyandang disabilitas agar mereka dapat terlibat aktif dalam dunia kerja, khususnya di bidang infrastruktur. “Kami berharap para peserta bisa mengakses peluang kerja di sektor ini, baik dengan bekerja di perusahaan konstruksi atau menjadi penyedia jasa di lingkungan mereka sendiri,” jelasnya.
Pelatihan ini dirancang khusus untuk penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan melihat, sehingga mereka dapat menyerap materi dengan maksimal. “Melalui pelatihan ini, teman-teman difabel, khususnya yang bisa melihat, diberikan kesempatan untuk mengasah kemampuan mereka dalam bidang teknik. Teman-teman daksa dan tuli tetap bisa berpartisipasi dengan mendapatkan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan konstruksi,” tambahnya.
Rizky berharap agar para penyandang disabilitas tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga memiliki peluang untuk berperan serta dalam pembangunan infrastruktur yang lebih aksesibel bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. “Dengan keterampilan yang diperoleh, diharapkan mereka dapat berkontribusi dalam merancang bangunan yang ramah disabilitas, baik di level magang maupun dalam proyek-proyek konstruksi di masa depan,” harapnya.
Dengan adanya pelatihan DED ini, Rizky juga berharap dapat membuka lebih banyak peluang bagi penyandang disabilitas untuk berperan aktif dalam dunia kerja. Dengan kemampuan teknis yang diperoleh, para peserta diharapkan bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan konstruksi atau bahkan membuka usaha mereka sendiri dalam bidang yang inklusif dan aksesibel. “Kami berharap perusahaan-perusahaan konstruksi lebih terbuka dalam memberikan kesempatan kepada teman-teman difabel untuk magang dan bekerja. Mereka memiliki potensi besar untuk berkontribusi, terutama dalam merancang bangunan yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas,” pungkasnya.(Dilli)