Tigaraksa, Fixsnews.co.id- Di pagi yang cerah di desa Bantar Panjang, Mang Herman dan Mang Udin telah bersiap di lokasi kerja untuk melanjutkan pembangunan jalan yang sangat dinantikan oleh warga. Mereka bekerja sama dengan prajurit TNI dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Kodim 0510/Tigaraksa, meskipun dalam keadaan berpuasa.
Sejak subuh, kedua lelaki paruh baya ini telah duduk di teras rumah, menghirup udara pagi sambil berdoa. Mereka menyadari bahwa hari ini akan menjadi tantangan, dengan terik matahari dan tenaga yang terkuras. Namun, niat mereka untuk berkontribusi tetap teguh.
“Puasa ini ibadah, tetapi membantu membangun desa juga ibadah,” ungkap Mang Udin sambil memandang jalan tanah yang akan segera berubah menjadi jalur yang lebih layak.
Tak lama kemudian, suara langkah prajurit TNI terdengar. Mereka datang dengan semangat, membawa peralatan kerja. Suasana pagi itu dipenuhi dengan kehangatan gotong royong dan semangat kebersamaan.
Matahari semakin tinggi, tetapi tidak ada keluhan dari para pekerja. Mang Herman terus mengayunkan cangkulnya untuk meratakan adukan coran, sementara Mang Udin memastikan bahwa coran untuk pondasi jalan rata. Keringat membasahi tubuh mereka, tetapi semangat untuk menyelesaikan pekerjaan tidak surut.
“Dulu kami harus melewati jalan becek untuk ke masjid saat tarawih. Sekarang, insya Allah, lebih mudah,” kata Mang Herman dengan penuh harapan.
Di sisi lain, para prajurit TNI tetap bekerja dengan dedikasi tinggi. Meskipun berpuasa, mereka mengutamakan tugas dan tanggung jawab. Bagi mereka, TMMD bukan hanya sekadar program pembangunan, tetapi juga bentuk nyata pengabdian kepada rakyat.
“Kami bangga melihat warga ikut serta. TMMD bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang kebersamaan,” ujar Kapten Inf Arja Suarja, Pasiter Kodim 0510/Tigaraksa.
Saat senja perlahan turun, tubuh mereka terasa lelah, tetapi hati penuh kepuasan. Mang Herman dan Mang Udin duduk di tepi jalan, menatap hasil kerja mereka. Jalan yang dulunya penuh lubang kini hampir rampung.
Ketika azan magrib berkumandang, mereka tersenyum. Hari ini, mereka tidak hanya menahan haus dan lapar, tetapi juga meninggalkan jejak pengabdian bagi desa tercinta.(Ben)