Pasuruan,Fixsnews.co.id- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan telah resmi membentuk Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana. Unit ini diperkenalkan melalui simulasi bencana yang berlangsung di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti pada Jumat (13/6/2025). Simulasi tersebut melibatkan penyandang disabilitas dari tiga kategori, yaitu tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, drg Merita Ariesta Yudi, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Diano Vela Fery, serta Kepala Pelaksana BPBD, Sugeng Hariyadi. Momen emosional terjadi ketika drg Merita terlihat meneteskan air mata saat menyaksikan para ibu penyandang disabilitas yang menggendong anak mereka dengan penuh semangat.
Mela Rusdi, sapaan akrab drg Merita, juga terharu saat Ketua Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) Kabupaten Pasuruan, Deni Kurniawan, membacakan puisi berjudul “Sama Tanpa Berbeda”. “Dari sini saya memahami bahwa bersyukur adalah cara paling sederhana yang bisa kita lakukan, karena masih ada yang di bawah kita, tetapi mereka serasa jauh di atas kita,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mela Rusdi mendoakan agar semua penyandang disabilitas selalu sehat, kuat, dan ceria dalam menjalani aktivitas sehari-hari. “Saya doakan selalu sehat dan semangat beraktivitas. Salam cinta saya untuk Anda semua,” tutupnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, menjelaskan bahwa Unit Layanan Disabilitas Penanganan Bencana bukanlah sebuah unit pelaksana teknis (UPT), melainkan sebuah struktur dalam pemerintahan yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi bagi penyandang disabilitas. “Kami menyediakan satu ruangan di BPBD yang dapat digunakan oleh para difabel untuk berkoordinasi terkait kebencanaan,” jelasnya.
Saat ini, terdapat 85 penyandang disabilitas yang aktif dan siap membantu pemerintah dalam menyampaikan informasi kepada komunitas mereka. Sugeng optimis bahwa dengan adanya Unit Layanan Kebencanaan ini, semua kegiatan penanganan bencana di Kabupaten Pasuruan akan bersifat inklusif. “Kami berharap semua orang dapat merasakan keterlibatan dalam kehidupan bermasyarakat, dan saat terjadi bencana, semuanya selamat,” harapnya.(Dilli)