Jakarta, Fixsnews.co.id– Industri otomotif Indonesia mulai menunjukkan dinamika yang semakin menarik di tahun 2025. Meskipun angka penjualan mobil baru masih melemah dibandingkan tahun sebelumnya, terdapat momentum pertumbuhan pada beberapa bulan tertentu yang menandai adanya ketertarikan baru dari konsumen. Misalnya, pada April 2025, wholesales (dari pabrik ke dealer) naik 5% year-on-year menjadi 51.205 unit, meskipun retail sales justru turun sebesar 3,2% menjadi 57.031 unit. Pada Mei 2025, wholesales sempat rebound 18,4% mencapai 60.613 unit, dan retail sales meningkat 7% dibanding bulan sebelumnya, meski masih turun secara tahunan.
Fakta menarik lainnya adalah lonjakan fenomenal dari kendaraan listrik (EV) di pasar Indonesia. Dalam enam bulan pertama 2025, penjualan Battery Electric Vehicle (BEV) melonjak hampir tiga kali lipat menjadi 34.890 unit. Melihat tren ini, peran industri pembiayaan menjadi semakin krusial, khususnya dalam memastikan setiap orang memiliki peluang yang setara untuk mewujudkan mimpi memiliki mobil impian.
Melalui pendekatan yang inklusif dan adaptif, anak usaha BRI Group di bidang pembiayaan, PT BRI Multifinance Indonesia (“BRI Finance”), menghadirkan beragam solusi pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan nasabah. Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, mengungkapkan, “Dalam situasi ekonomi yang menuntut kehati-hatian, masyarakat kini lebih selektif dalam mengambil keputusan finansial, termasuk dalam pembelian kendaraan. Di sinilah BRI Finance mengambil peran, bukan sekadar sebagai penyedia dana, tetapi sebagai mitra perjalanan hidup nasabah selaras dengan tujuannya finansialnya.”
Untuk memudahkan masyarakat, BRI Finance menawarkan program pembiayaan kendaraan dengan penawaran menarik. Untuk mobil baru, tersedia promo bunga mulai dari 0% dengan tenor 6 hingga 12 bulan khusus bagi nasabah loyal BRI. Sementara untuk mobil bekas, bunga dimulai dari 0,66% per bulan, dan untuk sepeda motor, bunga mulai dari 0,7% per bulan. “BRI Finance memiliki visi untuk membantu lebih banyak orang mewujudkan mobilitas yang lebih baik, lebih nyaman, dan lebih berkelanjutan, tanpa harus menunggu nanti,” tutup Wahyudi.(Ben)