TANGERANG, Fixsnews.co.id- Mahasiswa Universitas Islam Syekh-Yusuf (Unis) Tangerang, Kelompok 2 Kuliah Kerja Kemasyarakatan (KKK) 2025, menggelar acara Dialog Peningkatan Literasi dan Minat Baca di SMAN 12 Kabupaten Tangerang pada Sabtu, 23 Agustus 2025. Dalam acara tersebut, mereka meresmikan Taman Baca Masyarakat (TBM) di Desa Kampung Besar Teluknaga, yang diberi nama Taman Literasi Ceria.
Ketua Pelaksana kegiatan, Aini Rahayu, menyatakan, “Kegiatan ini lahir dari keprihatinan mahasiswa terhadap rendahnya minat baca dan semangat untuk melanjutkan pendidikan di masyarakat. Melalui dialog ini, kami ingin mencari solusi bersama agar budaya literasi bisa tumbuh, terutama di lingkungan keluarga dan masyarakat desa.”
Aini menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program unggulan divisi pendidikan KKK Unis Kelompok 2. Mereka telah menyiapkan taman baca di halaman kantor desa yang dapat diakses 24 jam oleh masyarakat. Sebanyak 300 buku dari berbagai kategori disiapkan untuk meningkatkan minat baca warga. “Kami juga menyelenggarakan bimbingan belajar untuk meningkatkan keterampilan menulis dan membaca anak-anak, dengan fokus pada Bahasa Inggris dan Matematika,” tambahnya.
Dialog literasi ini menghadirkan pembicara inspiratif, termasuk penerima Kepustakaan Islam Award Aip Rochadi, S.IP, Pendiri Oemah Daon Bunda Mey, dan Relawan Literasi Masyarakat (Relima) Perpusnas RI Andri Gunawan, S.Kom. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Kecamatan Teluknaga, Karang Taruna, ibu-ibu PKK, perwakilan RT/RW, Sekretaris Desa Kampung Besar, serta perwakilan SMAN 12 Kabupaten Tangerang.
Aip Rochadi menekankan bahwa literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, berdiskusi, dan mendengarkan. “Keluarga yang mapan dalam literasi akan lebih siap menghadapi kehidupan. Minat baca juga bisa tumbuh alami jika ada rasa suka, mau, dan perlu. Saya menyarankan agar taman baca yang diluncurkan diisi dengan berbagai kegiatan,” jelasnya.
Bunda Mey menekankan pentingnya kepedulian terhadap fasilitas publik sebagai bagian dari gerakan literasi bersama. “Taman baca bukan hanya tempat kumpul buku, tetapi juga ruang interaksi sosial, tempat anak-anak tumbuh dengan rasa ingin tahu, dan wadah orang tua berbagi cerita. Jika kita jaga dengan baik, manfaatnya akan dirasakan banyak orang, terutama generasi muda,” tuturnya.
Andri Gunawan menegaskan perlunya langkah nyata dalam menggerakkan literasi desa. “Indonesia bisa merdeka karena tokoh-tokoh bangsa pandai membaca dan menulis. Kini saatnya kita melanjutkan cita-cita itu lewat penguatan perpustakaan masyarakat dan pojok baca digital,” tegasnya.
Kehadiran berbagai elemen masyarakat menandai bahwa gerakan literasi adalah tanggung jawab bersama yang perlu dijalankan secara kolektif. Dengan dialog dan peresmian taman baca ini, diharapkan Desa Kampung Besar dapat berkembang menjadi desa ramah membaca, tempat budaya literasi tumbuh sejak dini, baik di sekolah, rumah, maupun ruang publik.(Ben)