Amerika Serikat Setujui Penjualan Senjata ke Israel Senilai Lebih dari $7,4 Miliar

oleh -45 Dilihat

Caption:Bendera Israel berkibar di atas gedung di kawasan permukiman Arab al-Tur di Yerusalem, Jumat, 7 Februari 2025. (Foto: Ahmad Gharabli/AFP)

WASHINGTON,Fixsnews.co.id— Amerika Serikat mengumumkan persetujuan penjualan bom, rudal, dan peralatan terkait ke Israel senilai lebih dari $7,4 miliar pada Jumat, 7 Februari 2025. Penjualan ini mencakup senjata buatan Amerika yang telah digunakan Israel dengan dampak yang menghancurkan selama perang di Gaza.

Departemen Luar Negeri AS telah menandatangani penjualan yang terdiri dari bom, peralatan panduan, dan alat peledak lainnya senilai $6,75 miliar, serta rudal Hellfire senilai $660 juta. Menurut Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (U.S. Defense Security Cooperation Agency/DSCA), usulan penjualan ini bertujuan untuk “meningkatkan kemampuan Israel dalam menghadapi ancaman saat ini dan masa depan, memperkuat pertahanan tanah airnya, dan berfungsi sebagai pencegah ancaman regional.”

Penjualan rudal tersebut juga diharapkan dapat “meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Israel untuk mempertahankan perbatasan, infrastruktur penting, dan pusat populasi,” tambah DSCA dalam pernyataannya.

Israel telah melancarkan serangan yang sangat merusak terhadap Hamas di Gaza pada Oktober 2023 sebagai respons terhadap serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok militan Palestina. Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan negara lainnya.

Perang tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, yang mengakibatkan banyak penduduk mengungsi. Namun, gencatan senjata yang berlaku sejak bulan lalu telah menghentikan konflik mematikan ini dan memungkinkan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Menanggapi kekhawatiran mengenai kematian warga sipil, pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya memblokir pengiriman bom seberat 907 kilogram ke Israel, yang jumlahnya lebih besar dari rencana penjualan terbaru. Namun, laporan menyebutkan bahwa pengganti Biden, Donald Trump, menyetujui pengiriman tersebut setelah kembali menjabat.

Meskipun Departemen Luar Negeri telah menyetujui penjualan bom dan rudal tersebut, transaksi tersebut masih perlu disetujui oleh Kongres, yang kemungkinan besar tidak akan menghalangi penyediaan senjata kepada sekutu terdekat Washington di Timur Tengah.(VOA/03)