JEMBER-Jatim | Fixsnews.co.id-Akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan bagi penyandang disabilitas di Jember dinilai masih terpinggirkan. Kondisi ini mendorong Tanoker Ledokombo bersama Persatuan Penyandang Disabilitas dan Center Advokasi (Perpenca) meluncurkan Program Building Effective Networking (BEN) dan Community Based Rehabilitation (CBR) di Aula RRI Jember.
Ketua Perpenca Jember, Muhammad Zaenuri Rofi’i, menyampaikan bahwa penolakan sekolah reguler, keterbatasan tenaga pendidik, dan masih rendahnya kesempatan kerja merupakan persoalan mendasar.
“Padahal sudah jelas di Perda Disabilitas Nomor 7 Tahun 2016 dan UU Nomor 8 Tahun 2016, instansi pemerintah wajib mempekerjakan minimal 2 persen disabilitas, dan swasta minimal 1 persen. Tapi pelaksanaannya belum maksimal,” tegasnya.
Membangun Jejaring untuk Memenuhi Hak Dasar
Founder Tanoker Ledokombo, Farha Ciciek, menjelaskan program BEN dan CBR dirancang sebagai wadah kolaborasi lintas pihak untuk penanganan disabilitas secara menyeluruh.
“Kalau untuk masuk sekolah sulit, bagaimana mau dapat skill untuk bekerja. Kami tahu anggaran pemerintah terbatas, maka jalannya adalah membangun jejaring,” ujar Farha Ciciek, menekankan bahwa masalah disabilitas tidak dapat diselesaikan secara parsial.
Program BEN dan CBR akan berjalan selama tiga tahun dengan target akhir menciptakan kemandirian bagi penyandang disabilitas dan menumbuhkan masyarakat yang lebih inklusif, menghilangkan sikap diskriminatif.
Sementara itu, Ketua Bappeda Jember Arief Tyahyono yang hadir dalam acara tersebut, menegaskan pemerintah terus berupaya menyediakan kebutuhan dasar bagi disabilitas, termasuk melalui program UHC Prioritas dan kuota khusus dalam beasiswa Cinta Bergema.(Dilli)


















