Bupati Jember Dukung Raperda Penataan Jaringan Utilitas Atasi Masalah Kabel Liar yang Merugikan

oleh

Jember, Fixsnews.co.id– Semrawutnya kabel jaringan yang melilit lebih dari 33.000 tiang penerangan jalan umum (PJU) di Jember telah memaksa pemerintah daerah untuk bertindak. Selain merusak pemandangan estetika, kondisi ini juga menyebabkan kerugian signifikan bagi pendapatan asli daerah (PAD) dalam beberapa tahun terakhir.

Bupati Jember, Muhammad Fawait, memberikan respons positif terhadap kunjungan Komisi C DPRD Jember ke Yogyakarta beberapa pekan lalu. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mereplikasi penataan jaringan utilitas terpadu dari Kota Keraton ke Jember. Saat ditanya mengenai keseriusannya, Gus Fawait menyatakan dukungannya. “Terkait penataan jaringan utilitas ini, tentu saya setuju saja, selama itu membawa kebaikan untuk Jember,” ujarnya setelah rapat paripurna di DPRD Jember.

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Jember mencatat bahwa pada akhir tahun 2023, setoran retribusi dari pemanfaatan ruang milik jalan (rumija) untuk pemasangan kabel jaringan hanya mencapai Rp 563 juta, dari target Rp 270 juta. Angka ini dianggap sangat kecil karena hanya disetorkan oleh sembilan vendor/provider, menunjukkan bahwa sebagian besar kabel milik pengusaha wifi diduga tidak berizin alias ilegal.

Ada indikasi ketidaksesuaian antara laporan yang diterima dan kondisi di lapangan. Dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda) tahun 2025, eksekutif telah mengajukan Raperda tentang Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Terpadu (PJUT). Namun, Pemkab Jember tampaknya masih meraba-raba, karena pembahasan Raperda tersebut belum dimulai.

Bupati Fawait juga tidak menutup ruang bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menseriusi Raperda PJUT. Ia menegaskan dukungannya kepada DPRD, “Saya pikir saya apresiasi, selama itu bisa bermanfaat untuk Jember, kenapa tidak kita dukung?” tambahnya. Ia juga menekankan bahwa pengaturan PJUT dapat diproyeksikan untuk pengaturan kota wisata, mirip dengan yang dilakukan di Yogyakarta. “Walaupun tidak apple to apple, Yogya dari ujung barat ke timur itu kota wisata. Sementara Jember hanya memiliki tiga kota (Sumbersari, Kaliwates, dan Patrang),” imbuhnya.(Dilli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *