Caption: Botol berisi dosis tunggal vaksin Jynneos untuk mencegah wabah mpox terlihat di lokasi vaksinasi di wilayah Brooklyn, New York, pada 29 Agustus 2022.
Strain virus mpox baru yang sangat menular dan parah, sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, telah menyebar ke seluruh dunia setelah menjadi wabah besar di Afrika.
Clade Ib, varian baru clade I, pertama kali dilaporkan pada September tahun lalu di antara pekerja seks di kota pertambangan Kamituga di Republik Demokratik Kongo. Varian baru mpox itu kini telah bermutasi, menjangkiti anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Pada tanggal 14 Agustus, Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun setelah menyebar ke negara-negara tetangga DRC yang sebelumnya tidak memiliki catatan kasus mpox.
Menanggapi deklarasi darurat global mpox WHO, Eric Amunga, seorang influencer media sosial yang dikenal sebagai AMERIX di X, menuduh WHO sebagai organisasi kriminal dan dia meminta 1,9 juta pengikutnya di X untuk mengabaikan pedoman keselamatan yang dikeluarkan organisasi kesehatan dunia itu.
Baca Juga:Komika, Artis, Mahasiswa Ramaikan Demo Tolak Revisi UU Pilkada di DPR/MPR
Mpox telah membunuh 517 orang dan menginfeksi 17.000 orang tahun ini saja, demikian laporan CDC Afrika. Dengan mutasi baru yang lebih agresif, penyakit ini telah meningkat menjadi krisis kesehatan global. Vaksin COVID-19 tidak berlaku untuk pencegahan mpox. Vaksin cacar Jynneos, yang dikembangkan oleh perusahaan Denmark Bavarian Nordic, digunakan untuk mengobati virus mpox.
Otoritas Uni Afrika untuk Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons Pandemi (PPPR), yang mewakili 54 negara Afrika, pada 16 Agustus 2024 lalu mengatakan bahwa jumlah negara Afrika yang terdampak wabah ini dapat meningkat dari 13 negara menjadi 16, setelah 3 negara lagi melaporkan “kasus (mpox) yang sedang dalam penyelidikan untuk dikonfirmasi.”
Swedia melaporkan kasus pertama mpox setelah pengumuman WHO. Sejak itu, kasus baru telah tercatat di tempat lain di luar Afrika.
Sejak 2022, AS telah mencatat 32.000 kasus infeksi dan 58 kematian, sebagian besar memengaruhi pria gay dan biseksual.
Amunga tidak memberi tahu hampir 2 juta pengikutnya di X bahwa mpox bukanlah penyakit baru. Virus tersebut ditemukan pada tahun 1958 di koloni monyet, dan kasus pertama infeksi pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Menurut CDC, “virus tersebut paling umum di hutan hujan tropis di Afrika Barat dan Tengah, dan ribuan kasus dilaporkan setiap tahunnya.”
Meskipun sepenuhnya salah, seruan Amunga tentang tidak adanya kepatuhan terhadap rekomendasi mpox WHO dan penggambarannya tentang vaksin untuk mencegah reaksi parah terhadap virus tersebut sebagai “penipuan” merupakan bagian dari tren global yang viral di X, yang melibatkan ribuan kalangan anti-vaksin dan menjangkau jutaan pengguna media sosial.(VOA/03)