Fixsnews.co.id- Agus Priyanto adalah sosok sederhana yang dikenal sebagai pegawai kantoran, pengajar mengaji, dan aktif dalam kegiatan sosial. Namun, hidupnya mengalami guncangan hebat setelah gagal dalam pemilihan legislatif DPRD Surakarta pada tahun 2019. Malam itu, insomnia dan kecemasan menyergapnya, membuatnya tak bisa tidur tenang. Dalam keputusasaan, Agus mengambil kuas dan melukis secara impulsif. Satu jam setelah mencoret-coret kanvas dengan warna hitam pekat, ia merasakan ketenangan yang perlahan mengalir.
Pengalaman tersebut menginspirasi Agus untuk menciptakan metode bernama Soul Release Art Therapy. Ini bukan sekadar terapi biasa; ini adalah ruang aman di mana Agus membimbing peserta melalui:
Meditasi untuk mencapai kondisi mindful dan berada di “saat sekarang”
Ekspresi lewat lukisan: menggunakan warna, goresan, clay, bahkan audio-visual
Pembacaan emosi dari simbol, skema warna, dan bentuk yang muncul tanpa rencana
Metode ini memberikan ruang bagi emosi tersembunyi untuk keluar tanpa tekanan verbal atau penilaian estetika. Bagi Agus, melukis bukan hanya kegiatan kreatif, tetapi juga metode penyembuhan yang serius:
Pensil untuk struktur narasi batin
Cat & kuas untuk mengalirkan emosi dan memberi ruang relaksasi
Clay untuk meraba dan menyentuh trauma lewat jari
Metode ini dapat digunakan oleh siapa saja—dari balita hingga lansia—terutama bagi mereka yang sulit atau enggan berbicara. Terapi seni ini bukan hanya untuk menenangkan, tetapi juga untuk memetakan dan menyembuhkan luka batin dengan cara yang lebih dalam.
Salah satu contoh yang sangat kuat adalah ketika seorang ibu yang baru kehilangan orang tercinta mengikuti sesi terapi penuh hari bimbingan Agus. Ia melukis secara intuitif, tanpa rencana, dengan warna dan bentuk yang dipilih secara spontan. Ketika selesai, lukisannya menampilkan figur malaikat yang memeluk sosok kehilangan, bahkan identik dengan favorit sang almarhum. Saat itulah ia menangis dan berkata, “Saya tak tahu merindukannya seperti ini.” Melalui lukisan, ia memahami emosi terdalamnya tanpa perlu mengucapkannya.
Agus kini tidak hanya berdiri sebagai orang yang telah sembuh, tetapi juga sebagai pendamping bagi mereka yang kehilangan arah batin. Melalui program Soul Release Art Therapy, ia membuka sesi harian dan workshop intensif yang membantu peserta melepaskan luka batin mereka dengan cara yang sangat personal dan tidak menghakimi.
Harapannya sederhana: semakin banyak orang menemukan tempat pelarian dari stres, trauma, atau tekanan dengan satu medium: kuas dan kanvas kosong.(Ben)