Dekranasda Gelar Kurasi Batik untuk Seven Lakes Festival 2025

oleh

Probolinggo-Jatim | Fixsnews.co.id-Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Probolinggo menggelar kurasi produk batik sebagai persiapan menuju The Seven Lakes Festival 2025. Kegiatan ini berlangsung di ruang pertemuan Argopuro Kantor Bupati Probolinggo, Jum’at (24/10/2025).

Kurasi tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Dekranasda Kabupaten Probolinggo Ning Marisa Juwitasari Moh. Haris, SE., Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Probolinggo Umil Sulistyoningsih, Wakil Ketua Komisi I Supriatin, Wakil Ketua Dekranasda Rita Erik Ugas Irwanto serta desainer nasional Embran Nawawi dari Surabaya.

Kegiatan ini diikuti oleh pengrajin dan pelaku ekonomi kreatif diantaranya Batik Ronggomukti, Batik La Berdha, Batik Pancor Emas, Batik Worogo, Batik Selowaty, Batik Pelangi, Batik Sumber Ayu, Batik Balqis, Batik Dewi Rengganis, Batik PSB dan Batik Randu 7 Mulia.

Dalam kesempatan tersebut Ning Marisa bersama dengan Desainer Embran Nawawi, Sekretaris Komisi 4 DPRD Umil Sulistyoningsih, Wakil Ketua Komisi 1 Supriatin dan Wakil Ketua Dekranasda Rita Erik Ugas Irwanto berkeliling melihat-lihat satu persatu produk-produk batik yang nantinya akan ditampilkan dalam The Seven Lakes Festival 2025.

Ketua Umum Dekranasda Kabupaten Probolinggo Ning Marisa Juwitasari mengatakan kegiatan kurasi batik yang tengah berlangsung merupakan langkah penting dalam mempersiapkan pelaksanaan Festival Seven Lakes. Ajang tersebut dikenal sebagai kebanggaan masyarakat Kabupaten Probolinggo karena memadukan keindahan alam, budaya dan potensi ekonomi kreatif lokal.

“Kegiatan kurasi batik ini merupakan bagian penting dari rangkaian persiapan Seven Lakes Festival, sebuah ajang kebanggaan masyarakat Kabupaten Probolinggo yang memadukan keindahan alam, kekayaan budaya dan potensi ekonomi kreatif daerah,” ujarnya.

Menurut Ning Marisa, batik Kabupaten Probolinggo memiliki kekhasan tersendiri yang terinspirasi dari alam dan kehidupan masyarakat. Karena itu, proses kurasi tidak hanya menilai dari sisi estetika semata. “Kurasi ini bukan sekadar penilaian estetika, tetapi juga penghargaan terhadap jati diri daerah, inovasi dan kesinambungan tradisi,” jelasnya.

Ning Marisa berharap batik unggulan daerah mampu menembus pasar lebih luas. “Kami ingin menjadikan batik sebagai media promosi budaya dan pariwisata sekaligus membuka peluang ekonomi bagi para pelaku UMKM dan generasi muda kreatif,” tambahnya.

Sementara Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Probolinggo Umil Sulistyoningsih menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap upaya kolaborasi antara pemerintah daerah dan para pembatik dalam mengembangkan potensi wisata berbasis budaya. Sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan promosi wisata dan ekonomi kreatif di daerah.

“Kami tentu mendukung langkah pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam kegiatan yang sudah digagas oleh Gus Bupati. Mudah-mudahan semua berjalan lancar tanpa hambatan dan bisa menjadi kegiatan yang luar biasa,” ujarnya.

Umil menilai kegiatan yang melibatkan desainer internasional Embran Nawawi berpotensi memperkuat citra Kabupaten Probolinggo sebagai daerah kreatif yang memiliki kekayaan budaya dan alam yang indah.

“Kegiatan seperti ini sangat baik karena bisa mengangkat sektor wisata Kabupaten Probolinggo. Selain mempromosikan kreativitas desainer lokal, ini juga mendorong munculnya destinasi dan produk unggulan daerah,” terangnya.

Sedangkan Desainer Embran Nawawi menilai potensi alam dan budaya Kabupaten Probolinggo dapat menjadi kekuatan besar jika dikelola dengan semangat kolaboratif. Ia menekankan pentingnya mengangkat karya yang merepresentasikan daerah secara utuh, bukan sekadar personal atau kelompok. “Kalau bisa, dibuat sesuatu yang luar biasa, bukan mengatasnamakan kelompok atau perorangan, tetapi mengatasnamakan Kabupaten Probolinggo,” ungkapnya.

Lebih Embran menilai Kabupaten Probolinggo memiliki potensi besar di bidang fashion berbasis budaya, terutama dalam pengembangan batik khas daerah. Ia mendorong agar para perajin dan pelaku ekonomi kreatif lebih diberi ruang untuk menampilkan karya mereka.

“Kalau bisa, teman-teman perajin diberi kesempatan untuk menampilkan karyanya. Tapi jangan lagi kita sebut mereka perajin, sebutlah maestro, karena mereka seniman luar biasa,” tegasnya.

Ia juga menyinggung pentingnya membangun pengalaman estetika yang berkesan bagi tamu atau wisatawan yang hadir dalam setiap kegiatan budaya. “Tugas kita memanjakan mata, hati dan pikiran para tamu yang datang. Itu yang penting, supaya mereka pulang membawa memori indah tentang Kabupaten Probolinggo,” tuturnya.

Dalam rancangannya, Embran turut mengusulkan agar unsur alam seperti danau, air serta elemen flora khas Kabupaten Probolinggo dihadirkan dalam konsep visual acara. Hal ini akan memperkuat identitas lokal sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya.

“Jangan ganggu kenyamanan alam, justru kita padukan agar menjadi satu kesatuan yang harmonis. Kalau bisa, ditampilkan dengan sentuhan dekorasi bunga atau motif batik yang menggambarkan karakter Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya(Andri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *