Jakarta, Fixsnews.co.id– Harga emas (XAU/USD) mengalami koreksi kecil sekitar 0,19% pada hari Senin (15/7) di tengah meningkatnya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan mitra-mitra utamanya. Ancaman tarif baru, termasuk rencana bea masuk pada tembaga dari Gedung Putih, membuat beberapa investor menahan diri dari pembelian logam mulia. Namun, buyer perlahan kembali menguasai pasar, mendorong harga emas mendekati level $3.350 pada awal sesi Asia.
Menurut Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, koreksi yang terjadi hanyalah jeda kecil dalam tren bullish yang masih dominan. “Pola candlestick higher low–higher high, serta Moving Average jangka pendek yang terus memotong ke atas MA jangka menengah, memperkuat sinyal kenaikan,” ujarnya. Andy memprediksi bahwa fase konsolidasi kemungkinan akan segera berakhir, memberi ruang bagi rally lanjutan.
Dua skenario pergerakan emas diprediksi hari ini. Jika buyer dapat mempertahankan tekanan beli, XAU/USD berpeluang menembus resistance terdekat di $3.355. Sebaliknya, jika koreksi berlanjut, support di $3.330 akan menjadi penentu arah, dengan potensi harga turun lebih dalam menuju area $3.320. Trader disarankan untuk memasang level entry dan stop-loss di kedua titik kunci ini, sambil memantau indikator teknikal untuk konfirmasi sinyal.
Dukungan bagi rally emas juga datang dari eskalasi ancaman tarif yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Pada Senin (14/7), Trump mengumumkan rencana tarif 100% atas ekspor Rusia yang akan diberlakukan jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata dalam 50 hari. Pernyataan ini mengingatkan investor akan peran emas sebagai pelindung modal di tengah ketidakpastian geopolitik, yang memacu permintaan hingga mencapai puncak harian $3.374 akhir pekan lalu.
Namun, sinyal bearish yang mendorong pelemahan terbatas emas juga dipengaruhi oleh sikap The Fed. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, memprakirakan inflasi akan meningkat musim panas ini akibat kebijakan tarif, sehingga bank sentral cenderung mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Pernyataan serupa datang dari Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, yang menyebut ketidakpastian tarif mempersulit proyeksi inflasi dan menunda peluang pemangkasan suku bunga.
Sorotan pasar kini tertuju pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk Juni yang akan dirilis hari ini. Ekonom memperkirakan inflasi tahunan naik ke 2,6% (YoY) dan 0,3% (MoM), sementara inflasi inti diproyeksikan stabil di 2,8% YoY. “Angka IHK yang lebih lemah dari ekspektasi bisa mengerek kembali ekspektasi pemotongan suku bunga, sehingga mendongkrak harga emas,” ujar Andy Nugraha.
Secara keseluruhan, kombinasi geopolitik yang memanas, kebijakan tarif AS yang agresif, sinyal teknikal bullish, dan data inflasi AS yang krusial menjadikan kisaran $3.330–$3.355 sebagai zona pertempuran utama hari ini. Pelaku pasar disarankan untuk memantau level-level tersebut dan merespons rilis data tepat waktu untuk memanfaatkan momentum dalam strategi trading jangka pendek pada XAU/USD.(Ben)