Caption: Harga emas turun ke $4.030 jelang rilis data Nonfarm Payrolls AS. Tekanan dari penguatan dolar, komentar hawkish The Fed, dan ekspektasi suku bunga membuat XAU/USD tertekan. Analis memproyeksikan support penting di $3.987.
Jakarta,Fixsnews.co.id— Harga emas kembali tertekan pada awal pekan ini seiring meningkatnya kehati-hatian pelaku pasar menjelang rilis data penting tenaga kerja Amerika Serikat, Nonfarm Payrolls (NFP). Setelah pergerakan fluktuatif pada Senin (17/11), emas (XAU/USD) kembali melemah pada Selasa (18/11) dan diperdagangkan di kisaran $4.030.
Pelemahan terjadi di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar mempertahankan suku bunga pada pertemuan Desember. Komentar hawkish dari sejumlah pejabat Fed serta penguatan dolar AS selama tiga hari berturut-turut turut menekan minat beli terhadap emas.
Kebangkitan dolar AS membuat emas semakin mahal bagi investor global. Sentimen pasar memburuk setelah pejabat The Fed memberikan sinyal bahwa inflasi masih menjadi risiko utama, sehingga peluang pemangkasan suku bunga pada awal 2026 kian mengecil.
Penutupan pemerintah AS yang panjang juga memicu tertundanya beberapa data resmi, membuat rilis NFP bulan September diprediksi membawa volatilitas besar ke pasar komoditas.
Analisis Teknikal: Waspadai Support Kunci di $3.987
Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menyebut tekanan bearish pada XAU/USD semakin kuat.
Menurutnya, pola candlestick dan posisi Moving Average menunjukkan potensi penurunan lanjutan menuju area $3.987, yang menjadi support penting pada perdagangan hari ini.
Namun, jika area tersebut bertahan, emas berpeluang memantul menuju $4.050, yang kini berfungsi sebagai resistance awal sebelum potensi pemulihan lebih solid.
Selain faktor moneter AS, pasar juga memantau pergerakan bank sentral Tiongkok. Negara tersebut diperkirakan menambah sekitar 15 ton emas pada September. Aksi akumulasi ini menegaskan tren jangka panjang pembelian emas oleh bank sentral global sebagai upaya mitigasi risiko geopolitik dan stabilitas finansial.
Pembelian besar seperti ini dinilai mampu membantu mengurangi tekanan penurunan harga emas secara berlebihan.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke 4,133%, sementara imbal hasil riil merosot ke 1,852%. Meski secara teoritis ini menjadi katalis positif untuk emas, dampaknya minim karena dolar AS masih mempertahankan momentum penguatannya.
Pernyataan dari pejabat Fed seperti Raphael Bostic, Jeff Schmid, dan Wakil Ketua Fed Philip Jefferson menegaskan bahwa kebijakan moneter masih akan cenderung ketat dalam jangka pendek.
Menurut Andy Nugraha, arah harga emas pada hari ini sangat ditentukan oleh kemampuan XAU/USD mempertahankan support $3.987.
“Jika jebol, tekanan bearish berpotensi berlanjut. Jika bertahan, peluang koreksi ke $4.050 terbuka menjelang rilis data NFP yang bisa mengubah arah pasar secara signifikan,” katanya.(ben)


















