Fenomena Penggunaan Bahasa Jaksel pada Generasi Z, Antara Kreativitas dan Tantangan

oleh

(Ilustrasi kalangan Generasi Z berkomunikasi)

Penulis : Emanuel Orlando Paju, Muhammad Ikhsan firdaus, Daffa Dzaikra dan Nabil Munif kurniawan (Mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Pamulang)

Fixnews.co.id- Bahasa Jaksel, yang merupakan gabungan antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, telah menjadi fenomena di kalangan Generasi Z, khususnya di Jakarta Selatan. Bahasa gaul ini tidak hanya sekadar simbol kekinian, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan budaya anak muda saat ini. Istilah-istilah seperti “basically,” “literally,” “honestly,” “actually,” dan “surely” sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Contoh kalimat yang populer adalah, “Gue tuh literally capek banget hari ini, kayaknya butuh me time deh,” yang berarti “Aku benar-benar capek hari ini, butuh waktu untuk diri sendiri.”

Penggunaan bahasa Jaksel dapat meningkatkan kosakata dan memberikan wawasan tentang budaya Indonesia. Namun, ada anggapan bahwa bahasa ini dapat menjadi ancaman bagi penggunaan bahasa yang baik dan benar. Lalu, bagaimana pengaruh penggunaan bahasa Jaksel terhadap kemampuan berbahasa yang baik di kalangan Gen Z?

Faktor Penyebab Penggunaan Bahasa Jaksel
Beberapa faktor yang menyebabkan bahasa Jaksel banyak digunakan oleh Generasi Z antara lain:

Pengaruh Globalisasi: Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang dominan dalam dunia global, khususnya dalam media dan hiburan, membuat bahasa ini sering digunakan sehari-hari, terutama di kalangan Gen Z.

Pengaruh Media Sosial: Penggunaan media sosial yang masif di kalangan remaja menjadi platform untuk berbagi konten, termasuk bahasa Jaksel yang sering muncul dalam postingan, komentar, dan percakapan online.

Keinginan untuk Menunjukkan Gaya yang Berbeda: Banyak anak muda menggunakan bahasa Jaksel untuk menunjukkan gaya yang berbeda agar terlihat keren dan modern.

Menurut Prof. Dr. Abdul Chaer, seorang ahli linguistik Indonesia, fenomena code switching (peralihan kode) dan code mixing (campur kode) seperti bahasa Jaksel adalah hal yang wajar dalam masyarakat bilingual. Bahasa Jaksel bukanlah kesalahan, melainkan strategi komunikasi yang mencerminkan identitas sosial dan gaya hidup urban. Namun, ia juga mengingatkan bahwa penggunaan bahasa Jaksel harus sesuai konteks, misalnya tidak cocok dalam forum resmi atau akademik.

Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Bahasa Jaksel

 

Penggunaan bahasa Jaksel memiliki dampak positif dan negatif.

Dampak Positif:

Sarana Pembelajaran Bahasa Asing: Bahasa Jaksel dapat menjadi cara kreatif untuk belajar bahasa Inggris secara praktis dalam percakapan sehari-hari.
Kreativitas dalam Berkomunikasi: Pencampuran bahasa ini menunjukkan kreativitas pengguna dalam mengekspresikan diri.
Cerminan Identitas: Bahasa Jaksel mencerminkan identitas masyarakat Jakarta Selatan dan Generasi Z sebagai pengguna terbanyak.

 

Dampak Negatif:

Mengancam Eksistensi Bahasa Indonesia: Penggunaan bahasa Jaksel yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berbahasa Indonesia dengan benar, terutama dalam konteks formal.
Perubahan Citra Bahasa Indonesia: Penggunaan bahasa asing yang berlebihan dapat menurunkan citra bahasa Indonesia dan menganggapnya sebagai bahasa yang kurang keren.

Penyimpangan dari Tata Bahasa yang Benar: Penggunaan bahasa Jaksel dapat menyimpang dari tata bahasa Indonesia yang benar, mengabaikan EYD (Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan).

Kesimpulan

Fenomena penggunaan bahasa Jaksel di kalangan Gen Z merupakan hasil dari pengaruh globalisasi dan media sosial yang berkembang pesat. Bahasa ini menjadi ciri khas dan simbol dari Generasi Z yang lebih terbuka dengan akses global, ekspresif, dan teknologi. Meskipun terdapat dampak negatif, bahasa Jaksel bukanlah ancaman bagi bahasa Indonesia sebagai bahasa utama. Penting untuk menggunakan bahasa ini sesuai konteks, terutama dalam acara formal. Literasi bahasa sangat penting untuk membedakan dan mengapresiasi variasi bahasa, sambil tetap menjaga kemampuan berbahasa Indonesia yang baku.

Penggunaan bahasa Jaksel adalah cerminan dari dinamika bahasa seiring dengan perkembangan zaman, menunjukkan bagaimana generasi muda mampu beradaptasi dengan perubahan budaya dan sosial tanpa sepenuhnya meninggalkan identitas kebahasaan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *