SERANG (FN)- Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengajak Pemuda melawan Radikalisme.Hal itu disampaikan saat menghadiri Deklarasi Pemuda Banten Melawan Radikalisme dan Terorisme dalam FGD (Focus Group Discussion) Reaktualisasi Gerakan Pemuda Dalam Menangkal Rasikalisme dan Terorisme. Kegiatan yang merupakan rangkaian Peringatan Sumpah Pemuda Tingkat Provinsi Banten 2019 itu digelar di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Curug Kota Serang, Senin (28/10/2019).
” Ditengah kepentingan ekonomi politik internasional. Teknologi informasi yang berkembang sangat mudah untuk menyebarkan radikalisme.
Pemuda memiliki peranan penting dalam pembangunan. Saya masih berbahagia dengan deklarasi teman-teman tadi untuk menjaga persatuan dan kesatuan.” Ungkap Gubernur.
Gubernur pun memaparkan kilas balik Sumpah Pemuda 1928. Sebagai perjuangan pemuda dalam membangun semangat juang. Dideklarasikan sebagai bentuk semangat persatuan dan kesatuan. Sebagai deklarasi kemerdekaan secara spirit atau semangat yang secara fisik terwujud pada 17 Agustus 1945.
Dikatakan, radikalisme ideologi pada pandangan-pandangan politik anti kemapanan untuk mengganti dengan cara cara kekerasan. Memaksakan diri untuk mengganti sistem pemerintahan. Tidak hanya di Indonesia, tapi di banyak negara.
“Di kita ada yang ingin mengganti dengan negara Islam. Tapi di Pakistan yang telah mendeklarasikan negara Islam, masih kena teror. Kita tidak bisa membiarkan teror. Karena teror menghantam siapa saja mulai rakyat kecil, pejabat. Siapa pun!” tegas Gubernur.
“Bagaimana kita melawan secara ideologi. Hari ini kita bersepakat, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final,” pungkasnya.
Sementara itu Kapolda Banten Irjen Tomsi Tohir sebagai pembicara utama memaparkan Reaktualisasi Gerakan Pemuda Dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme. Sumpah Pemuda 1928 merupakan tonggak pemuda Indonesia yang tidak mempersoalkan asal daerah dan suku. Pada kondisi kekinian, rongrongan terhadap NKRI tidak terlepas dari ekstrim kanan yang mendasarkan pada keyakinan dan ekstrim kiri yang mengusung komunisme. Selain itu, sistem demokrasi juga berpotensi pada perbedaan, pertentangan, hingga perpecahan dan kerusuhan. Termasuk, kondisi pola hubungan antar anggota masyarakat yang sudah berubah.
Menurutnya, ajakan radikal beda-beda tipis dengan kritik kritis. Yang mengarah kepada ajakan radikal biasanya diperkuat dengan data-data yang salah. Selanjutnya menjungkirbalikkan tatanan yang ada. Akhirnya semua disalahkan.
Sebelumnya, setelah mengucapkan Sumpah Pemuda, para peserta FGD ucapkan Deklarasi Pemuda Banten Melawan Radikalisme dan Terorisme :
” Demi menjaga seluruh nilai luhur yang ada pada tubuh bangsa dan negara ini kami Pemuda dan Pemudi Banten bersumpah:
Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Melawan segala bentuk radikalisme dan terorisme yang mengancam persatuan bangsa dan negara ini.
Kami Pemuda Pemudi Banten bersumpah akan ikut serta dalam mempertahankan segala bentuk nilai luhur yang ada pada tubuh negara bangsa ini”.
Turut hadir dalam kegiatan Kepala OPD Pemprov Banten, KNPI Provinsi Banten, BEM Kota Serang, Organisasi Kepemudaan, tokoh pemuda, dan para tamu undangan.(hms/ben)