Harga Emas Bergerak Naik Tipis, Sentimen Pasar Masih Didominasi Kekhawatiran Fed

oleh
Caption; Harga emas menguat tipis di sesi Asia ke $4.105 setelah sempat anjlok. Pasar tetap waspada karena komentar pejabat The Fed berpotensi mengubah ekspektasi suku bunga.

Jakarta, Fixsnews.co.id — Harga emas global XAU/USD menguat tipis pada perdagangan sesi Asia, Senin (17/11/2025), setelah sempat mengalami tekanan kuat pada akhir pekan lalu. Emas sebelumnya anjlok hampir 2% pada Jumat (14/11) dan sempat menyentuh level terendah harian di $4.032, sebelum rebound ke area $4.105.

Meski terjadi pemulihan, logam mulia tersebut masih berada dalam tekanan akibat meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat menghentikan siklus pelonggaran moneternya. Kondisi ini membuat pelaku pasar tetap berhati-hati menjelang serangkaian pidato pejabat The Fed yang dinilai akan memengaruhi arah ekspektasi suku bunga.

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, harga emas saat ini masih bergerak di bawah $4.100, atau melemah sekitar 1,72% secara mingguan. Ia menilai pola candlestick serta indikator Moving Average menunjukkan melemahnya momentum bullish sehingga membuka peluang koreksi lanjutan.

Andy memproyeksikan dua arah utama pergerakan harga:

1.Tekanan bearish berlanjut
Emas berpotensi melanjutkan penurunan menuju level $4.038, yang menjadi support penting dan diklaim sebagai zona krusial bagi buyer.

2.Rebound teknikal
Jika harga bertahan di atas support, potensi rebound dapat membawa emas menuju $4.145, yang menjadi resistance awal untuk memulihkan dominasi bullish.

Sentimen Pasar Dipengaruhi The Fed & Politik AS

Penguatan tipis emas pada awal pekan terjadi seiring melemahnya dolar AS, namun pasar tetap fokus pada pidato pejabat penting The Fed seperti John Williams, Philip Jefferson, Neel Kashkari, dan Christopher Waller.

Ssentimen risk-on meningkat setelah pemerintahan federal AS kembali beroperasi usai Presiden Donald Trump menandatangani RUU pendanaan, mengakhiri penutupan pemerintah selama 43 hari. Meski demikian, ketidakpastian baru muncul karena tertundanya rilis data ekonomi selama periode shutdown.

Analis memperkirakan data ekonomi yang akan dirilis pekan ini dapat menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja dan perlambatan ekonomi AS, dua faktor yang biasanya mendukung kenaikan harga emas.

Indeks Dolar AS (DXY) naik tipis 0,08% ke 99,31, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun meningkat ke 4,10%. Imbal hasil riil AS juga naik hampir 3 basis poin ke 1,862%, memberikan tekanan tambahan bagi emas karena tidak memberikan imbal hasil.

Meski demikian, ruang kenaikan emas tetap ada, meskipun terbatas. Pernyataan hawkish sejumlah pejabat The Fed, termasuk Presiden Fed Kansas City Jeffery Schmid, membuat peluang pemangkasan suku bunga pada Desember turun menjadi 54%, dari sebelumnya 62,9%.(Ben)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *