Izzam, Bocah Tidung yang Dikira Pakai Baju Adat Cina di Uang Rp 75.000

Sumsel, fixsnews.co.id – Uang pecahan Rp75.000 yang resmi diluncurkan pada saat peringatan HUT RI ke-75, ternyata ada pihak yang mencoba mempersoalkannya, bahkan menyebarkan isu dengan dugaan yang tidak benar, sehingga sempat menimbulkan kegaduhan, akibat sentimen rasial ditengah peringatan kemerdekaan ke-75 RI.
S

alah satu bocah di uang lembaran baru edisi khusus HUT ke-75 RI sempat diduga memakai baju adat China. Namun setelah ditelusuri, kini terkuak fakta baru.


Bocah yang sempat dikira merupakan orang China ini ternyata bernama Muhammad Izam Athaya (9).
Orangtua Izzam pun angkat bicara terkait sang putra yang wajahnya menghiasi uang pecahan spesial HUT ke-75 RI, bernilai Rp 75.000.


Ayah Izzam, Muhammad Hendra Maulana (38 thn) memberikan tanggapan terkait keterlibatan sang putra. Dia tak terlalu ambil pusing dengan nyinyiran warganet terhadap baju adat yang dikenakan oleh Izzam.


Bahkan Izzam yang disebut keturunan China ini juga tak dipermasalahkan oleh ayahnya. Izzam yang sempat diduga adalah orang China ternyata adalah putra asli Tarakan, Kalimantan Utara.


Izzam merupakan anak dari Suku Tidung, salah satu suku asli di pesisir Kalimantan Utara.


Izzam difoto dengan mengenakan baju adat, baju Sina Beranti yang merupakan baju pengantin Suku Tidung., di Rumah Balai Adat Suku Tidung Tarakan di Jalan Telaga Keramat.


Bocah yang kini duduk di bangku kelas 5 SD Negeri 041 Tarakan itu juga mengaku tidak masalah disebut seperti anak China.
Ia tetap senang karena fotonya masuk dalam mata uang Rp 75.000 yang dikeluarkan pada edisi khusus memperingati 75 tahun Indonesia Merdeka.


9 Pakaian Adat
Ada 9 pakaian adat pada uang baru pecahan Rp 75.000. Pakaian mana saja ? Berikut ini daftarnya (jika dilihat pada uang, urutan dari kiri ke kanan) : 1. Pakaian Ulee Balang Aceh, Kebaya Labuh Riau, Batik Jawa dengan penutup kepala blangkon, King Baba dari adat Suku Dayak di Kalimantan Barat, Pakaian adat Suku Tidung, Kalimantan Utara, Pakaian adat asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Pakaian adat Makuta asal Gorontalo untuk kaum pria, Baju adat Cele asal Maluku, Pakaian adat Papua Koteka dengan hiasan kepala berupa rumbai sebagai mahkotanya.


Selain pakaian adat, mengutip dari informasi Bank Indonesia, memperteguh kebinekaan juga digambarkan dengan motif kain tenun nusantara yakni tenun Gringsing Bali, batik kawung Jawa, dan songket Sumatera Selatan yang menggambarkan kebaikan, keanggunan, dan kesucian.(tri/mp)

(Merenimpost)