PANDEGLANG, Fixsnews.co.id– Konten negatif seperti Ujaran kebencian (hate speech) dan berita bohong (hoaks) masih terus mewarnai media sosial. Kurangnya pemahaman dan kompetensi literasi digital diyakini menjadi penyebab maraknya konten negatif di dunia maya.
Untuk mengantisipasi sekaligus memberikan panduan beraktivitas secara positif di media digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama sejumlah komunitas pemuda, akan menggelar diskusi literasi digital di Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu (20/8) sore, mulai pukul 15.00 WIB.
Diskusi luring (offline) untuk komunitas pemuda dimaksudkan untuk mempercepat tranformasi digital, di samping memberikan edukasi kepada masyarakat. Diskusi rencananya akan dihadiri oleh beberapa komunitas, di antaranya: Family Bengras Community, Komunitas Sinangwangi, Komunitas Lebak Sawah Bersatu, Komunitas Petani Dukuh Sejahtera, dan Cilurah Care Community.
Mengusung tema ”Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial”, diskusi akan menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Drummer kelompok musik Hijau Daun Rio, dosen Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten Neka Fitriyah, penyanyi Megi Star, dan Ais Komaruddin selaku moderator.
”Diskusi literasi digital masuk desa lintas komunitas ini bisa diikuti gratis. Caranya, silakan mendaftar secara online ke link registrasi di https://s.id/pendaftaranpandeglang2008. Peserta akan mendapat e-sertifikat resmi dari Kemenkominfo dan e-money senilai Rp 1 juta untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Sabtu (19/8).
Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, konten negatif yang menyebar di media sosial berupa ujaran kebencian, berita bohong berdampak besar pada pola pikir maupun sikap generasi muda. Paparan konten negatif (hoaks) yang hadir bertubi-tubi cenderung membuat seseorang meyakini kebenaran informasi yang didapat. ”Meskipun berita tersebut belum jelas kebenarannya,” tegasnya.
Menjadi netizen yang bijak dalam bermedia sosial, menurut Kemenkominfo, butuh pemahaman menyeluruh terkait empat pilar utama literasi digital. Yakni: kecakapan digital (digital skill), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan budaya digital (digital culture).
”Selain kompetensi keempat pilar literasi digital, untuk mengeliminasi ujaran kebencian dan berita bohong (hoaks), netizen perlu berpikir kritis dengan cara melakukan penyaringan informasi sebelum mempercayai dan meneruskannya,” jelas Kemenkominfo.
Kemenkominfo menambahkan, hoaks yang menyebar di media digital, paling banyak ada di media sosial yaitu sebesar 92,40 persen, melalui aplikasi seperti instagram, facebook, twitter. Kemudian melalui aplikasi chat seperti whatsapp, line, telegram, yakni sebanyak 62,80 persen, dan situs web sebesar 34,90 persen.
Sebagai informasi, diskusi literasi digital pada lingkup komunitas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga 2024.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id. (RH)