Kenaikan Harga Minyak Dipicu Konflik Iran-Israel, WTI Sentuh $74,08 per Barel

oleh

Jakarta, Fixsnews.co.id- Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan di awal pekan ini, melanjutkan momentum penguatan yang sudah berlangsung sejak hari Jumat lalu. Kenaikan harga ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah, menyusul aksi saling serang antara Iran dan Israel yang terus berkembang. Pada pagi hari Senin, harga WTI tercatat naik sebesar $1,10 atau sekitar 1,5%, sehingga berada di level $74,08 per barel. Kenaikan ini menambah akumulasi lonjakan lebih dari 7% yang telah terjadi selama sesi perdagangan sebelumnya.

Analis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menjelaskan bahwa pergerakan harga minyak WTI masih menunjukkan sinyal tren naik (bullish) yang kuat. Indikator teknikal seperti formasi candlestick dan pergerakan rata-rata (moving average) mendukung pandangan bahwa harga masih berpeluang melanjutkan penguatannya. Hal ini semakin diperkuat dengan melonjaknya transaksi opsi beli (call options) untuk minyak di harga $80, yang saat ini berada di level tertinggi sejak Januari 2025.

Meningkatnya permintaan atas call options menunjukkan bahwa pelaku pasar mengantisipasi adanya gangguan suplai dari kawasan Timur Tengah, yang membuat mereka mengambil posisi beli untuk mengantisipasi lonjakan harga lebih lanjut. Jika tekanan beli tetap kuat, maka harga WTI kemungkinan akan menguji titik resistance berikutnya di sekitar level $77 per barel dalam waktu dekat.

Faktor utama yang mendorong lonjakan harga minyak ini adalah ketegangan geopolitik yang memburuk di kawasan Timur Tengah. Serangan saling balas antara Israel dan Iran telah menimbulkan korban jiwa dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas. Situasi ini berpotensi mengganggu alur distribusi minyak global, terutama melalui Selat Hormuz, jalur maritim penting yang dilalui sekitar 20% dari pasokan minyak dunia.

Meskipun OPEC bersama sekutunya memiliki cadangan untuk menutup kekurangan pasokan, ketidakpastian tetap membuat pasar cemas, mendorong reaksi harga yang cukup agresif. Andy memberikan peringatan kepada pelaku pasar bahwa euforia kenaikan harga juga berisiko menimbulkan koreksi jika sentimen pasar berubah atau tekanan jual meningkat.

Secara umum, Andy Nugraha menyimpulkan bahwa tren harga minyak WTI dalam jangka pendek masih cenderung positif. Jika konflik di Timur Tengah terus berlangsung tanpa adanya penyelesaian diplomatik, maka harga minyak sangat mungkin untuk menembus level-level psikologis berikutnya.(Ben)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *