Kisah sang Dokter Srikandi bangsa, Pelayan Kesehatan Masyarakat

JAKARTA (FN)- Setelah dinobatkan sebagai Dosen Terbaik FK di acara Dies Natalies Ke 66 UKI (15/10/2019) yang lalu. Dokter Louisa A Langi menceritakan tentang kisah hidupnya yang penuh dengan pengorbanan sampai masuk kepelosok desa untuk membantu korban benca alam, dan anak2 Gizi buruk
di kantornya Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Cililitan, Jakarta.

Dr. Louisa yang saat ini menjabat sebagai wakil dekan 3 bidang kemahasiswaan Dan alumni di FKUKI menceritakan kisah hidupnya. Bermula saat duduk dibangku sekolah dasar, kedua orang tua (papa-mama) memanggil saya dan adik saya menanyakan cita-cita kami berdua.

“Pada waktu itu adik saya menjawab jadi dokter, banyak uang supaya dapat keliling dunia dan saya sang kakak menjawab jadi Pendeta supaya bisa melayani Tuhan keliling Indonesia, kisahnya. Setelah dewasa Tuhan mengabulkan keinginan hati kami, Adik saya dapat berkeliling dunia dan saya sendiri berkeliling Indonesia,” ungkapnya.
(Melayani Pengunsi korban tsunami Di Pulau Sipora Mentawai)

Lanjutnya mengisahkan, meskipun cita-cita kami pada awalnya diubah oleh Tuhan, Adik saya Elsye Langi MTh lulus sebagai Sarjana Theology saat ini di USA dan malah saya yang menjadi dokter dan juga sebagai dosen FKUKI Jakarta.

Setelah 25 tahun jadi dokter Tuhan kasih bonus kuliah Di STT Jafray Dan mendapat gelar MA.
Tidak terasa saya sudah 30 tahun menjadi dokter,juga Ahli Gizi Masyarakat.

” Syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kesempatan lagi study S3 Program Doktor di FK UKI Jakarta dan juga adik sy Elsye Sasongko Langi saat ini di Southeastern Baptist Theological Seminary. Doctor of Education. Keliling Indonesia sebagai Dokter dalam rangka menolong masyarakat korban bencana alam, sebagian besar wilayah Indonesia sudah saya kunjungi bahkan sampai keluar Negri juga dalam rangka yang sama menolong korban gempah di Nepal.Ditengah-ditengah panggilan jiwa sebagai dokter melayani penderita para korban bencana alam tidak pernah lupà menunaikan tugas sebagai dosen Di FKUKI. Bahkan untuk periode Yang kedua ini sebagai Wakil Dekan 3 Bidang kemahasiswaan, alumni dan kerjasama di FKUKI saya masih dapat menyempatkan diri menolong para korban bencana Tsunami dan Likuifakasi Di Palu dan Banten. Keinginan melayani kesehatan masyarakat korban bencana alam di seluruh Indonesia dan juga menangani anak-anak yang bermasalah dengan gizi buruk/stanting adalah panggilan jiwa saya,” tambahnya.

“Pengalaman YG paling mendebarkan adalah saat sedang menolong korban gempah di Aceh, Lombok Dan Nepal, karena saat can menolong pasien gempah datang lagi Dengan kekuatan scala Richter melebihi gempa pertama.Di Lombok Utara, Diatas bukit tpt tinggal pengungsi, saat gempah susulan 7,1datang para pengungsi berteriak ketakutan dan saling menabrak, hingga Luka bahkan pingsan terinjak injak, korban2 ini begitu banyak dan harus saya tangani sendirian,” ungkapnya.

Dr. Louisa yang lahir di Minahasa,Sulawesi Utara tepatnya pada tanggal 4 November 1961, walaupun usia sudah memasuki 58 th bertekad “Selama saya masih hidup dan diberi kekuatan oleh Tuhan.
“saya Dan suami saya Dr Heru Mustika,Kami akan terus melayani Masyarakat” tanpa takut dengan tantangan dan bahaya yg dihadapi”, pungkasnya.(red)