Jakarta, Fixsnews.co.id– Dalam rangka memperingati 80 tahun kemerdekaan Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bersama Organisasi Wirawati Catur Panca (WCP) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pelestarian dan digitalisasi arsip pahlawan perempuan Indonesia. Kerja sama ini bertujuan untuk menjaga warisan sejarah bangsa melalui arsip tokoh-tokoh perempuan seperti R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Maria Walanda Maramis, dan Martha Christina Tiahahu, yang telah memberikan kontribusi besar bagi perjuangan bangsa.
Kepala ANRI, Dr. Mego Pinandito, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah penting untuk memastikan arsip pahlawan perempuan tetap terjaga dan mudah diakses oleh generasi muda. “Arsip bukan hanya catatan masa lalu, tetapi juga inspirasi untuk masa depan. Kami ingin memastikan perjuangan dan pemikiran pahlawan perempuan tetap hidup dan menjadi teladan sepanjang masa,” ujarnya.
Mego menambahkan bahwa kehilangan arsip berarti kehilangan jejak penting perjalanan Indonesia. Oleh karena itu, ANRI akan terus mendorong kerja sama lintas sektor, termasuk dengan Wirawati, untuk melestarikan dan mendigitalisasi arsip pahlawan perempuan.
Ketua Umum Wirawati Catur Panca, Pia Feriasti Megananda, menyambut baik kerja sama ini. Ia menekankan bahwa pahlawan perempuan adalah sumber inspirasi bagi gerakan perempuan Indonesia. “Melalui arsip-arsip ini, generasi muda dapat belajar bagaimana mereka berjuang, menulis, dan menyuarakan perubahan,” katanya.
Ruang lingkup kerja sama dalam MoU ini mencakup penyelamatan, pelestarian, dan pemanfaatan arsip sejarah perjuangan perempuan, termasuk kegiatan restorasi dan wawancara sejarah lisan. “Pelaksanaan MoU ini akan ditindaklanjuti melalui perjanjian kerja sama yang resmi, sehingga program dapat berjalan berkelanjutan,” tegasnya.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam pidato sambutannya, menekankan pentingnya menjaga persatuan bangsa melalui sejarah. Ia mengingatkan bahwa banyak negara yang terpecah karena tidak menghargai sejarah. “Arsip ini adalah kekayaan nasional kita,” ungkapnya, merujuk pada pengakuan internasional atas surat-surat R.A. Kartini sebagai Memory of the World oleh UNESCO.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, juga mengapresiasi kerja sama ini. Ia berharap perjuangan Kartini dapat menginspirasi perubahan besar dalam kesetaraan gender, termasuk perjuangan perempuan masa kini. “Arsip ini menunjukkan bagaimana gagasan emansipasi muncul di era kolonial, ketika akses perempuan sangat terbatas,” jelasnya.
Dengan kerja sama ini, ANRI dan Wirawati Catur Panca berkomitmen untuk melestarikan dan mendigitalisasi arsip perjuangan perempuan, memastikan bahwa nilai-nilai kepahlawanan tetap mengalir ke generasi muda Indonesia.(Ben)