Paus Fransiskus akan Mulai Lawatan ke Asia, Oseania Pekan Depan

Caption:Paus Fransiskus melambaikan tangan saat meninggalkan tempat kejadian setelah audiensi umum mingguan di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Rabu, 28 Agustus 2024. (Andrew Medichini/AP)

Fixsnews.co.id- Paus Fransiskus akan memulai perjalanan ke luar negeri yang terpanjang selama kepausannya pekan depan. Ia akan mengunjungi empat negara di Asia dan Oseania dalam perjalanan melelahkan selama 11 hari.

Paus berusia 87 tahun itu dijadwalkan mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura, dalam perjalanan yang akan menekankan tentang keberagaman ekonomi dan agama.

Paus menghadapi tantangan dan kekhawatiran mengenai kesehatan belakangan ini, dan perjalanan ini akan menjadi lawatan keluar negerinya yang pertama pada tahun 2024.

Baca Juga:Paus Fransiskus: Demokrasi di Seluruh dunia ‘Sedang Sakit’

Jokowi akan Terima Kunjungan Paus di Istana pada 4 September

Umat Katolik Antusias Sambut Kehadiran Paus di Indonesia

Fransiskus terpaksa membatalkan kunjungan ke Dubai pada November lalu untuk memulihkan diri dari serangan flu dan radang paru-paru. Kesehatannya yang buruk juga telah membuatnya membatalkan beberapa acara publik tahun ini.

Paus Fransiskus sekarang ini memerlukan kursi roda atau tongkat untuk berjalan karena ia juga mengalami kesulitan mobilitas akibat masalah terus menerus pada lututnya.

Kesehatan yang buruk menimbulkan keraguan mengenai kemampuan Fransiskus untuk menuntaskan lawatannya selama 11 hari ke empat negara.

“Saya sangat terkejut ketika mereka mengumumkan perjalanan seperti ini. Mengapa ke empat negara? Mengapa sejauh ini? Mengapa begitu lama?” kata Michel Chambon, peneliti di Religion and Globalization Cluster di National University of Singapore. “Ia benar-benar tidak ingin melambat,” lanjutnya.
Fransiskus akan mendarat di Indonesia pada Selasa (3/9). Ia akan menjadi Paus ketiga yang mengunjungi negara berpenduduk mayoritas Muslim terpadat di dunia.

Ia akan memulai lawatannya dengan bertemu Presiden Joko Widodo di Jakarta.

Paus kemudian akan mengadakan pertemuan lintas agama dengan wakil-wakil dari enam agama yang diakui resmi di Indonesia. Pertemuan tersebut akan berlangsung di Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara.

“Ia pergi ke Indonesia jelas bukan untuk umat Katolik Indonesia. Prioritasnya justru untuk membuat dan mengulangi pernyataan global mengenai hubungan Kristen-Muslim,” kata Chambon kepada VOA.

Seraya mengatakan bahwa hubungan itu secara umum sekarang ini merupakan “masalah yang memprihatinkan,” Chambon mengatakan Paus Fransiskus akan bersikap “proaktif untuk tidak membiarkan hubungan Kristen-Muslim dijadikan senjata oleh kepentingan politik.”

Meskipun tujuan Fransiskus adalah untuk mempromosikan toleransi dan saling pengertian antaragama di Indonesia, memastikan keselamatan Paus di negara itu akan merupakan tantangan yang rumit.

“Kelompok teroris, terutama yang menargetkan Gereja Katolik, masih ada di Indonesia dan tentu saja di Asia Tenggara,” kata Stanislaus Riyanta, dosen Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia.

Riyanta mengatakan aparat keamanan Indonesia akan disiapkan dalam kesiagaan tinggi selama lawatan Paus, yang memungkinkan mereka “melakukan deteksi dini, peringatan dini dan pencegahan dini dari ancaman apapun terhadap Paus.”(VOA/03)