Pemkot Tangerang Gencarkan Upaya Eliminasi Kasus TBC Melalui Active Case Finding di 2025

oleh

Tangerang,Fixsnews.co.id-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, melalui Dinas Kesehatan, terus berkomitmen untuk memaksimalkan eliminasi kasus Tuberkulosis (TBC). Di tahun 2025 ini, Pemkot Tangerang akan melaksanakan program Active Case Finding, yaitu pencarian kasus TBC secara masif untuk menekan angka prevalensi penyakit ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, menjelaskan bahwa pencarian kasus TBC harus dilakukan secara menyeluruh. “Pada tahun ini, kami akan melaksanakan Active Case Finding selama satu tahun penuh. Pemkot Tangerang telah menyediakan aplikasi Ransel TBC yang memungkinkan masyarakat untuk melakukan skrining mandiri. Setelah itu, petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan terhadap terduga menggunakan rontgen mobile. Jika hasilnya positif, akan dilanjutkan dengan Tes Cepat Molekuler untuk memastikan diagnosis, dan jika terkonfirmasi positif, pengobatan akan segera diberikan hingga sembuh,” ungkapnya pada Kamis (20/3/25).

Dr. Dini juga menekankan pentingnya tracing kontak erat untuk mencegah penyebaran kasus yang tidak terdeteksi. Kolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait juga menjadi fokus utama dalam penanganan TBC. “Kami akan memaksimalkan penggunaan aplikasi Ransel TBC di sekolah-sekolah untuk mendeteksi kemungkinan adanya anak-anak yang terpapar. Kerja sama dengan Dinas Pendidikan sangat diperlukan dalam hal ini,” tambahnya.

Selain itu, Pemkot Tangerang juga berkolaborasi dengan Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan untuk melakukan bedah rumah bagi penderita TBC yang tidak mampu, guna memastikan sirkulasi udara dan sanitasi yang baik. Bantuan makanan bergizi juga akan diberikan kepada penderita TBC yang membutuhkan.

Diharapkan, upaya eliminasi kasus TBC di Kota Tangerang dapat dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat. “Kami berharap langkah-langkah yang kami ambil dapat menurunkan angka prevalensi TBC. Ini bukan hanya urusan kesehatan, tetapi juga melibatkan kolaborasi lintas sektor seperti lingkungan, sosial ekonomi, dan partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka TBC,” tutup dr. Dini.(Awr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *