Peneliti: Jangan Berharap Usia Harapan Hidup Manusia akan Bertambah

Caption: Emma Morano memegang kue ulang tahun yang dihiasi lilin dalam peringatan ulang tahunnya yang ke-117 di Verbania, Italia, pada 29 November 2016. (Foto: AP/Antonio Calanni)

Fixsnews.co.id- Sebuah studi baru menunjukkan, manusia tengah mencapai batas maksimal dari usia harapan hidup.

Kemajuan dalam teknologi medis dan penelitian genetika, belum lagi semakin banyaknya manusia yang mencapai usia 100 tahun, tidak sejalan dengan jumlah lonjakan besar pada angka harapan hidup secara keseluruhan, kata para peneliti. Mereka mendapati terjadinya penyusutan usia harapan hidup di negara-negara yang memiliki populasi dengan umur terpanjang.

“Kita harus menyadari bahwa ini ada batasnya” dan mungkin menilai kembali perkiraan tentang kapan orang harus pensiun dan berapa banyak uang yang mereka perlukan untuk menjalani hidup, kata S. Jay Olshansky, peneliti dari University of Illinois-Chicago, yang menjadi penulis utama dalam studi yang diterbitkan oleh jurnal Nature Aging pada Senin (7/10) tersebut.

Mark Hayward, seorang peneliti dari University of Texas yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menyebut studi itu sebagai “tambahan berharga untuk literatur mengenai mortalitas.”

“Kita sedang mencapai titik di mana tidak ada atau sedikit sekali pertumbuhan” dalam usia harapan hidup, kata Hayward. Selalu ada kemungkinan terobosan dapat mendorong kelangsungan hidup ke tingkat yang lebih tinggi, “tetapi kita tidak memiliki terobosan itu sekarang,” kata Hayward.

Apa itu usia harapan hidup?

Usia harapan hidup adalah perkiraan rata-rata lama hidup bayi yang lahir pada suatu tahun tertentu, dengan asumsi tingkat kematian pada masa itu konstan. Hal ini adalah salah satu ukuran kesehatan paling penting di dunia, namun juga tidak sempurna: Ini merupakan perkiraan singkat yang tidak dapat memperhitungkan pandemi yang mematikan, obat ajaib, atau perkembangan tak terduga lainnya yang mungkin mematikan atau menyelamatkan jutaan manusia.

Dalam riset terbarunya itu, Olshansky dan mitra penelitinya melacak perkiraan harapan hidup untuk tahun 1990 hingga 2019, yang diambil dari database yang dikelola oleh Max Planck Institute for Demographic Research. Para peneliti berfokus pada delapan negara di dunia yang penduduknya hidup paling lama, yaitu Australia, Prancis, Hong Kong, Italia, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, dan Swiss.

Amerika Serikat bahkan tidak termasuk dalam peringkat 40 besar. Namun AS masuk dalam daftar tersebut “karena kita tinggal di sini” dan karena perkiraan berani pada masa lalu bahwa usia harapan hidup di AS mungkin akan meningkat secara dramatis pada abad ini, kata Olshansky.

Siapa yang hidup paling lama?

Para peneliti mendapati bahwa perempuan tetap hidup lebih lama dibandingkan dengan laki-laki dan peningkatan usia harapan hidup masih terjadi bagi kaum perempuan, namun dengan laju yang melamban. Pada 1990, rata-rata jumlah peningkatan sekitar dua setengah tahun per dasawarsa. Pada tahun 2010-an, angkanya menjadi satu setengah tahun — dan hampir nol tahun di AS.

Kondisi AS cukup problematik karena dihantam berbagai macam isu yang dapat menyebabkan kematian bagi warganya bahkan ketika mereka belum mencapai usia tua. Masalah-masalah tersebut mencakup overdosis narkoba, penembakan, obesitas, ketidakadilan yang membuat sejumlah warga kesulitan untuk mendapatkan penanganan medis yang cukup.

Eileen Crimmins, seorang pakar terkait isu penuaan dari University of Southern California, mengatakan dalam wawancara melalui email bahwa ia sepakat dengan temuan studi tersebut. Ia menambahkan, “Bagi saya secara personal, isu yang terpenting adalah kondisi AS yang terus menurun.”

Para ahli mengatakan, kemungkinan besar jumlah orang berusia seratus tahun akan bertambah dalam beberapa dasawarsa mendatang, namun hal ini disebabkan oleh bertambahnya penduduk.(VOA/03)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan