Pentingnya Kurikulum Bahasa Mandarin Pada Sekolah Menengah

Penulis : Nurlailatul Fadhillah, S.S,  (Guru SMA Negeri 14 Kota Tangerang, Pemilik Sertifikat Teacher of Chinese As Foreign Language Traning Program dari Hanban- Fujian Normal University, RRC)

Kota Tangerang, Fixsnews.co.id- Bagi sebagian besar orang mempelajari bahasa asing selain bahasa Inggris merupakan hal yang tidak terlalu penting. Maka tidak heran jika sebagian besar orang fokus hanya mempelajari satu bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Padahal jika kita dapat melihat dunia lebih luas, mempelajari bahasa asing selain bahasa Inggris sangatlah penting, salah satunya adalah bahasa Mandarin. Dewasa ini, bahasa mandarin dijadikan sebagai bahasa Internasional kedua setelah bahasa Inggris, karena bahasa mandarin memiliki jumlah penutur bahasa terluas dan memiliki pertumbuhan bahasa yang sangat cepat di dunia. Bahkan negara Arab Saudi sudah memasukkan bahasa mandarin kedalam kurikulum di seluruh sekolah dan univeristas di negara penghasil minyak tersebut. Tujuan dimasukkannya bahasa mandarin kedalam kurikulum di negara Arab Saudi adalah untuk membangun hubungan jangka panjang kedua negara tersebut. Dikutip dari Arabnews.com , Senin (25/2/2019), langkah ini bertujuan untuk memungkinkan kemitraan strategis yang komprehensif dalam mencapai aspirasi kepemimpinan Arab Saudi dan China.

Bagaimana dengan langkah pemerintah Indonesia menanggapi bahasa Mandarin? Apakah Indonesia akan tertinggal dengan negara lain? Pada Juli 2008, saat pertama kali saya mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) pada salah satu sekolah milik pemerintah di wilayah kota Tangerang, bahasa Mandarin menjadi tren pada masa itu. Menurut informasi, pada tahun tersebut ada beberapa SMA dan SMK Negeri yang memasukkan kurikulum bahasa Mandarin kedalam kurikulum sekolah. Seiring bertambahnya tahun, bahasa Mandarin tidak lagi dimasukkan kedalam kurikulum sekolah milik pemerintah dengan alasan tidak tersedianya jurusan bahasa pada sekolah tersebut. Padahal, bahasa Mandarin bisa saja dimasukkan kedalam kurikulum sekolah sebagai lintas minat, artinya untuk jurusan IPA atau IPS boleh saja mendapatkan pelajaran bahasa Mandarin sebagai pelajaran lintas minat.

Saat ini sekolah milik pemerintah untuk tingkat SMA/SMK sangat sedikit jumlahnya yang memasukkan kurikulum bahasa Mandarin. Justru belakangan ini banyak sekolah swasta yang mengambil peran untuk memasukkan bahasa Mandarin sebagai kurikulum di sekolah, dari sekolah swasta berstandar biasa sampai dengan sekolah swasta berstandar internasional.
Sangat disayangkan jika bahasa Mandarin sampai dihapus atau dihilangkan dari kurikulum untuk tingkat SMA/SMK pada sekolah milik pemerintah. Seharusnya pemerintah lebih bisa menyiapkan generasi yang siap untuk menghadapi era globalisasi dengan membekali siswa keahlian di bidang bahasa dengan membuka program bahasa pada jenjang SMA.

 

Kita memang tinggal di Indonesia, tetapi bukan berarti kita hanya berinteraksi dengan warga Indonesia saja. Sudah banyak warga negara asing yang berdatangan ke Indonesia dengan tujuan bisnis, salah satunya adalah warga negara RRC/Tiongkok. Mereka bahkan menetap di Indonesia dalam jangka waktu lama sehingga mereka butuh penerjemah yang dapat mengalihkan bahasa mereka, yaitu bahasa Mandarin untuk dapat berkomunikasi dengan warga Indonesia. Nah disinilah pentingnya bahasa Mandarin sebagai alat komunikasi warga Indonesia dengan warga Tiongkok agar tidak terjadi miskonsepsi. Selain itu juga belajar bahasa Mandarin memiliki banyak keuntungan tersendiri salah satunya adalah dapat menjalin relasi bisnis lebih luas, terutama dengan warga Tiongkok.
Semoga pemerintah Indonesia dapat mengkaji ulang dengan wacana dihapuskannya program bahasa Mandarin pada sekolah menengah milik pemerintah. Dengan harapan siswa yang lulus dari jenjang SMA/SMK dan tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat mempersiapkan diri memasuki dunia kerja dengan keahlian dua bahasa asing, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Mandarin.

 

Bagi siswa yang melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, memiliki keahlian bahasa Mandarin tidaklah merugikan, suatu saat jika mereka lulus dari perguruan tinggi dan bekerja pada salah satu perusahaan asing milik warga Tiongkok dapat menjadi nilai plus bagi mereka.

(Isi artikel merupakan sepenuhnya tanggung jawab penulis)