Tangerang,Fixsnews.co.id- Kota Tangerang merayakan ulang tahunnya yang ke-32. Meskipun terlihat muda, sejarah Kota Tangerang telah membentang selama empat abad, dimulai dari perannya sebagai bagian penting dari Kesultanan Banten, Ommelanden pada masa kolonial, hingga menjadi kota otonom yang modern dan berdaya saing.
Catatan sejarah Kota Tangerang dimulai pada abad ke-17. Pada masa itu, Kota Tangerang dikenal sebagai daerah strategis di bantaran Sungai Cisadane, yang menjadi penanda perbatasan antara dua kekuatan politik besar: Kesultanan Banten dan Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda. Nama “Tangerang” sendiri berasal dari bahasa Sunda, yaitu “tangger,” yang berarti “tanda,” yang menjadi cikal bakal perkembangan Kota Tangerang hingga saat ini.
Menurut catatan sejarah, pembangunan Kota Tangerang dirancang untuk mendukung ibu kota. M.A.A Syahid menjelaskan bahwa sejak abad ke-18, Kota Tangerang berperan penting dalam mendukung berbagai aktivitas ekonomi dan industrialisasi di Batavia (sekarang Jakarta).
Kota Tangerang kemudian berkembang pesat dalam proses modernisasi dan dikenal sebagai “Kota Seribu Industri, Sejuta Jasa.” M.A.A Syahid mencatat bahwa pada masa penjajahan, Tangerang dianggap sebagai ‘pinggirnya pinggiran’ (periphery of periphery), di mana Batavia menjadi pusat Hindia Belanda. Di wilayah ini, masyarakat bumiputera dan Tionghoa mengalami eksploitasi lahan dan sumber daya, seperti penggilingan tebu dan eksploitasi lada, serta pembangunan penjara untuk menampung para tawanan.
Sejarah Kota Tangerang juga tidak terlepas dari integrasinya dengan daerah induknya, Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang bertransformasi menjadi daerah otonom melalui beberapa tahapan penting, dimulai dengan pembentukan Kota Administratif Tangerang pada tahun 1981, hingga meningkat menjadi Kotamadya Tangerang berdasarkan UU No. 2 Tahun 1993, yang diikuti dengan pelantikan Djakaria Mahmud sebagai Pejabat Wali Kotamadya Tangerang.
“Setelah mempertimbangkan berbagai aspek, seperti aspirasi masyarakat dan perkembangan pembangunan yang pesat, wilayah Kabupaten Tangerang mengalami pengembangan dengan dibentuknya Kota Administratif Tangerang. Tujuannya adalah untuk mendorong peningkatan laju pembangunan,” kutip dari buku “Tiga Dekade Sejarah dan Pembangunan Kota Tangerang” yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang.
Saat ini, Kota Tangerang, yang memiliki motto “Bhakti Karya Adhi Kerta Raharja,” terus menunjukkan proses pembangunan yang signifikan, didukung oleh kekayaan budaya yang sangat pluralis. Memasuki usia barunya, Kota Tangerang tidak hanya sebagai kawasan industri, tetapi juga sebagai penghubung antara global dan lokal, yang dikenal sebagai “Gateway of Indonesia.”(Ben)