Pertamina Dukung Ekonomi dan Pelestarian Budaya Masyarakat Adat di Desa Lamalera

oleh

Caption:Pertamina Berdayakan Ekonomi Masyarakat Adat Desa Lamalera

Nusa Tenggara Timur,Fixsnews.co.id–Pertamina bersama masyarakat Desa Lamalera meresmikan Ruang Kolaborasi yang terletak di bibir bukit desa, sebagai bagian dari upaya mendukung pengembangan ekonomi dan pelestarian budaya masyarakat adat. Ruang Kolaborasi ini dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 2.200 watt peak, dan akan digunakan untuk program sekolah adat, muatan lokal, serta berbagai pelatihan peningkatan kapasitas bagi 911 jiwa masyarakat desa.

Program sekolah adat dan muatan lokal ini diimplementasikan melalui pembuatan buku dan kurikulum pembelajaran yang mencakup tradisi, syair, bahasa, sastra Lamalera, serta gaya hidup ramah lingkungan dan energi terbarukan. Materi pembelajaran tersebut diajarkan kepada 213 siswa dari empat sekolah, yaitu SDI Lamalera, SMP APPIS Lamalera, SMKN 1 Lembata, dan SMA APPIS Lamalera.

Selain pembelajaran di kelas, siswa juga diajarkan praktik penanaman bibit pohon produktif, seperti malapari, sirsak, jambu, mahoni, beringin, sengon, dan merbau, serta pembuatan bioreeftek atau terumbu karang buatan. Hasilnya, sebanyak 6.280 bibit pohon produktif telah ditanam di ruang publik, termasuk sekolah, pastoran, dan kantor desa, serta 700 terumbu karang buatan telah berhasil dibuat.

Corporate Secretary Pertamina, Brahmantya Satyamurti Poerwadi, menekankan pentingnya Ruang Kolaborasi sebagai sarana pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi di Desa Lamalera. “Lestarikan ruang ini dan jadikan sebagai tempat untuk berpikir bersama, menyatukan ide-ide kreatif, serta kolaborasi yang dapat menumbuhkan giat ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya saat meresmikan Ruang Kolaborasi bersama VP CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, dan Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari.

Sebagai bagian dari upaya menumbuhkan ekonomi, Pertamina juga memberikan dua unit solar dryer dan satu unit cold storage kepada kelompok PKK Desa Lamalera yang beranggotakan 30 orang. Selain fasilitas, mereka juga mendapatkan pelatihan dalam pembuatan dan manajemen usaha produk se’i ikan serta kerajinan kain perca dari limbah tenun.

Agus Mashud S. Asngari berharap program ini dapat menciptakan kemandirian masyarakat. “Kami ingin menghadirkan perubahan yang lebih dari sekadar bangunan fisik, tetapi juga menciptakan kemandirian melalui ekonomi alternatif dan pemanfaatan energi bersih tanpa merusak tradisi yang ada,” ungkapnya.

Kepala Desa Lamalera B, Matheus Gilo Bataona, mengapresiasi program Pertamina dan berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan manfaat yang dirasakan masyarakat. “Kami berkomitmen untuk mendukung sepenuhnya agar manfaat ini dapat dirasakan terus-menerus oleh masyarakat Desa Lamalera,” ujarnya.

Desa Lamalera dikenal sebagai desa nelayan dengan tradisi Levo Nuang, yaitu tradisi berburu ikan paus yang telah ada selama lebih dari 500 tahun. Masyarakat Lamalera memiliki aturan adat yang ketat, termasuk larangan menangkap paus biru dan memburu paus yang sedang hamil. Tetua adat, Ile Gaspar, menjelaskan bahwa hubungan antara darat dan laut saling mendukung dan menentukan.

Dalam pelaksanaan program ini, Pertamina Foundation bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata, BenihBaik.com, Paroki Gereja Katolik St. Petrus-Paulus Lamalera, LSM Lembata, Barakat, serta tetua adat desa. Program ini sejalan dengan amanah Asta Cita pemerintah dan mengimplementasikan komitmen Environmental, Social & Governance (ESG) serta Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 4 tentang pendidikan berkualitas dan poin 8 mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai perusahaan pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian SDGs.(Ben)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *