PLN Ubah Limbah Jagung Jadi Energi, Petani Tuban Raup Penghasilan Tambahan

oleh

Tuban, Fixsnews.co.id— Petani jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur kini punya sumber penghasilan baru dari sesuatu yang dulu dianggap sampah: limbah bonggol dan jerami jagung. Melalui program inovatif dari PT PLN Nusantara Power (NP),subholding dari PT PLN (Persero) limbah jagung diolah menjadi biomassa untuk mendukung program co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar.

Program ini tak hanya mendukung transisi energi bersih, tapi juga memberdayakan petani lokal dan memperkuat ekonomi desa. Petani kini tak perlu lagi membakar limbah pertanian, melainkan bisa menjualnya ke koperasi dan mendapatkan penghasilan tambahan.

Muzamil, petani dari Kelompok Tani Sido Makmur, Desa Beji, mengaku bersyukur atas adanya program ini. “Saat ini limbah jagung dibeli PLTU jadi menghasilkan tambahan rupiah. Semua kelompok Sido Makmur berterima kasih kepada Bapak Ibu dari PLTU Tanjung Awar-awar yang telah mengusahakan program ini,” kata Muzamil, Sabtu (20/9).

Senada dengan itu, Roni, petani lainnya, mengungkapkan bahwa mereka juga mendapat bantuan berupa sumur sibel untuk keperluan irigasi.

“Alhamdulillah selama ini bonggol jagung yang nggak ada nilainya dan hanya dibakar bisa dimanfaatkan oleh PLTU dan dibeli. Kami merasa sangat terbantu dengan hal itu. Kami juga dapat bantuan sumur sibel, yang dulunya harus sewa atau mengambil air dari jauh, sekarang jadi lebih hemat dan efisien untuk mengairi sawah,” ungkap Roni.

Dari Limbah Jadi Energi: Solusi Ekonomi dan Lingkungan

Program ini dijalankan PLN NP melalui Unit Pembangkitan Tanjung Awar-Awar sebagai bagian dari CSR bertajuk “Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi (Si Pandu & Desi)”. Kabupaten Tuban sebagai salah satu sentra jagung nasional menghasilkan lebih dari 760 ribu ton jagung per tahun, yang turut menghasilkan limbah pertanian dalam jumlah besar.

Kini, limbah tersebut ditampung oleh Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN), yang telah dilengkapi mesin hammer mill berkapasitas minimal 8 ton per hari. Mesin ini didukung langsung oleh CSR PLN NP dan mulai beroperasi sejak 20 September 2025.

Ketua Koperasi ECN, Bang Am, mengungkapkan bahwa keberadaan mesin ini membuat petani tidak lagi perlu membakar sisa panen. Limbah tersebut bisa langsung dijual ke koperasi dan diolah menjadi biomassa. “Petani tak perlu pusing lagi untuk bakar sisa selepan jagung, tinggal jual saja ke kami malah dapat uang. Dengan mesin ini, kami mampu memproduksi biomassa minimal 8 ton per hari dan siap menyerap limbah pertanian jagung sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa co-firing biomassa menjadi strategi penting dalam mendukung agenda swasembada energi nasional dan pemberdayaan masyarakat.

“Sesuai arahan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto, PLN terus mendukung agenda swasembada energi dari pemerintah. Dulu PLN hanya bertugas menyediakan listrik, tetapi kini tugas PLN adalah menyediakan energi yang bersih dan affordable untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, sekaligus pada saat yang sama juga menjaga kelestarian lingkungan,” ungkap Darmawan.

Sementara itu, Dirut PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, menyebut program ini sebagai bukti bahwa transisi energi tidak harus mengorbankan masyarakat kecil, justru bisa memperkuat ekonomi lokal.

“Pemanfaatan limbah jagung menjadi biomassa co-firing di PLTU Tanjung Awar-Awar adalah bukti bahwa transisi energi dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kami tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi petani lokal yang selama ini kesulitan mengelola limbah pertaniannya,” tutup Ruly.(Ben)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *