Program Pemotongan Cula Badak Berdampak pada Penurunan Perburuan di Afrika Selatan

Caption: Petugas cagar alam tampak berada di samping badak yang tengah dibius di Gqeberha, Afrika Selatan, pada 5 April 2023. (Foto: AFP/Michele Spatari)

Fixnews.co.id- Afrika Selatan mencatat sebanyak 229 ekor badak telah diburu secara ilegal pada paruh pertama tahun 2024. Angka tersebut sedikit menurun dari periode yang sama tahun lalu, dan pemerintah mengatakan kerja sama global sangat penting dalam usaha penyelamatan hewan langka tersebut.

Perburuan liar merupakan ancaman terbesar bagi populasi badak di Afrika Selatan, di mana setidaknya satu badak dibunuh untuk diambil culanya setiap hari. Cula badak, yang sebagian besar terbuat dari keratin, protein yang juga ditemukan pada rambut dan kuku manusia, sangat berharga di beberapa negara Asia Timur untuk kebutuhan pengobatan tradisional dan perhiasan.

Meskipun penurunan perburuan liar hanya bersifat kecil, menteri lingkungan hidup Dion George mengatakan telah terjadi penurunan jumlah yang signifikan pada bulan Mei dan Juni karena implementasi program pemotongan cula badak yang dilakukan di provinsi KwaZulu-Natal (KZN).

“Program [pemotongan cula badak] mungkin berdampak pada penurunan angka kematian badak … khususnya di Taman Hluhluwe iMfolozi di mana lebih dari 1.000 badak telah dipotong culanya sejak April 2024,” tuturnya dalam sebuah pernyataan.

Sebanyak 21 ekor dan 22 ekor badak diburu secara ilegal masing-masing pada bulan Mei dan Juni, dibandingkan dengan 42 ekor dan 34 ekor pada bulan yang sama tahun lalu.

Pemburu liar – yang bekerja sama dengan sindikat kejahatan internasional – mengalihkan fokus mereka ke KZN dalam beberapa tahun terakhir. Terutama setelah program pengawasan dan pemotongan cula badak ditingkatkan di Taman Nasional Kruger yang terkenal di negara itu.

“Mengingat kejahatan yang dilakukan terorganisir dan bersifat transnasional, keterlibatan dan kerja sama yang berkelanjutan dengan negara lain menjadi sangat penting.” kata Kementerian Lingkungan Hidup, seraya menambahkan bahwa otoritas Afrika Selatan telah bekerja sama dengan perwakilan dari sejumlah negara termasuk China, Singapura, dan Vietnam.

Afrika Selatan, yang pada peta tampak seperti kepala badak, merupakan habitat bagi sekitar 16.000 badak. Sekitar setengah dari total badak hitam yang terancam punah di Afrika dan populasi terbesar badak putih, yang juga dalam status terancam di dunia, dapat ditemukan di negara tersebut.(VOA/03)