Jember, Jawa Timur | fixsnews.co.id – Kejadian mengejutkan terjadi di SMPN 4 Jember pada Senin (17/2) pagi, di mana puluhan siswa mengalami kesurupan massal. Insiden ini dimulai sekitar pukul 07.30, tepat setelah upacara bendera dan sebelum proses belajar mengajar dimulai di ruang kelas.
Kejadian bermula ketika seorang siswa tiba-tiba kejang-kejang dan menunjukkan gejala yang tidak biasa. Tak lama setelah itu, beberapa siswa lainnya juga mengalami kondisi serupa. Kejadian ini berlangsung dengan cepat, merambat ke puluhan siswa lainnya yang mulai berteriak, berbicara dalam bahasa yang tidak dapat dipahami, dan menunjukkan perilaku aneh, sehingga membuat para guru panik.
Pihak sekolah segera mengambil tindakan cepat dengan mengamankan area dan berusaha menenangkan para siswa yang kesurupan. Kepala Sekolah SMPN 4 Jember, Surawi, menjelaskan bahwa tim pengajaran dan staf sekolah langsung berkoordinasi untuk menangani situasi tersebut. “Kami segera memanggil semua wali murid untuk menjemput anaknya pulang, serta meminta bantuan untuk melakukan penyembuhan,” ujarnya.
Untuk mencegah kejadian lebih parah, pihak sekolah menghimbau kepada seluruh siswa yang tidak terlibat dalam kesurupan atau dalam kondisi sehat agar segera meninggalkan area sekolah lebih awal. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan menjaga keselamatan siswa.
Beberapa orang tua yang hadir turut membantu proses penyembuhan, bahkan menuruti beberapa permintaan dari siswa yang mengalami kesurupan. Dalam proses penyembuhan, salah satu siswa yang kesurupan meminta sejumlah wejangan, dan mengancam akan ada banyak korban jika permintaannya tidak dituruti.
Beruntung, situasi tersebut dapat diatasi setelah lebih dari dua jam. Siswa-siswa yang terlibat dalam kesurupan massal mulai diantarkan pulang setelah kondisi mereka membaik. Orang tua siswa diminta untuk menjaga kesehatan anak-anak mereka pasca kejadian ini, mengingat trauma yang dapat ditimbulkan akibat peristiwa tersebut. Pihak sekolah juga mengizinkan siswa yang kesurupan untuk tidak masuk sekolah terlebih dahulu hingga kondisi mereka benar-benar pulih.(Dilli)