Rakor indikator makro, Survei BPS Banyak Indikator di Trenggalek Membaik

Trenggalek, Jawa Timur, Fixsnews.co.id – Rakor indikator makro dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Trenggalek, beberapa indikator di Kabupaten Trenggalek membaik. Kepala BPS Trenggalek, Emil Wahyudiono membeberkan data ini kepada Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan jajaran, Selasa (9/1/2024) di Gedung Bawarasa.

Menurutnya banyak yang menjadi Highlight dari hasil survey yang di lakukan di tahun 2023 kemarin. “Intinya gini, banyak hasil indikator yang sudah kita hitung dan itu merupakan capaian dari pembangunan di Pemerintah Kabupaten Trenggalek,” ucapnya.

Jadi, sambung Emil menambahkan, “mulai dari kemiskinan, hingga pengangguran. Kemudian, terkait dengan indikator pembangunan fisik juga menjadi capaian dari seberapa kemandirian Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk bisa mengadakan proses bisnis statistik mulai dari perencanaan sampai dengan hasil akhir,” terangnya.

Emil memaparkan, intinya semua dari indikator-indikator itu, menunjukkan ada perbaikan, mulai dari kemiskinan, pengangguran, kemudian pembangunan manusia atau indeks pembangunan statistiknya.

Dalam rakor ini, BPS juga menyampaikan hasil sensus pertanian meskipun bukan menjadi target pemkab Trenggalek. Sensus ini sendiri merupakan amanat dari undang-undang statistik nomor 16 tahun 1997, dimana setiap tahun berakhiran 3, BPS harus melakukan sensus pertanian.

Harapannya, hasil sensus tersebut dapat menjadi bahan Pemerintah Daerah untuk mengambil arah kebijakan yang tepat di sektor ini. Disampaikan kepala BPS Trenggalek itu di sektor pertanian ini ternyata sesuai hasil survey yang banyak di geluti masyarakat tidak pertanian pangan yang paling banyak. Ternyata justru sektor peternakan yang banyak. Pertanian pangan justru nomor dua dan itu juga di tanam dan dipanen untuk memenuhi kebutuhan di Trenggalek saja.

Dengan hasil sensus ini diharapkan oleh Emil, nantinya pemerintah daerah bisa mengambil langkah langkah yang tepat dalamupaya penanganan kemiskinan.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menanggapi positif hasil survey BPS yang menunjukkan beberapa indikator vital di daerahnya membaik. “Kondisi sekarang semua indikator positif. Contoh, kita sempat ada kenaikan pengangguran cukup tinggi di tahun kemarin 5%. Sekarang sudah turun 0,8%, menjadi 4,5 sekian. Dari situ juga tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan juga meningkat. Artinya program-program kita selama ini, seperti 5000 pengusaha perempuan dan segala macam, itu memang menunjukkan hasil”, ungkap Bupati Trenggalek usai mengakhiri rapat koordinasi dengan BPS.

Terus kalau dilihat dari kemampuan daya beli masyarakat nya juga meningkat. Makanya IPM kita sekarang juga meningkat. Tokoh di posisi indeks pembangunan manusia di kategori tinggi. Kita sudah di angka 71 koma sekian. Jadi indikator-indikatornya bagus.

Kemudian di cek dengan laporan di sektor mikro nya, investasi kita meningkat. Kemarin Rp. 380 miliar, sekarang Rp. 542 miliar. Secara umum kondisi ekonomi, pembangunan manusia, kita cukup baik, kemiskinan juga turun. “Jadi ini level kemiskinan yang paling rendah sejak tahun 2017 sampai sekarang”, lanjut Mas Ipin menegaskan.

Kita pernah dapat laju pertumbuhan dengan kemiskinan tinggi di tahun 2019, itu angkanya sekarang kita lebih turun. Baik dari segi jumlah, persentase. Meskipun Angka kemiskinannya naik. Kalau dulu di tahun 2017 angka kemiskinan cuma 288.000, sekarang 411.000. Tapi kemiskinannya bisa lebih rendah dari tahun 2017.

Jadi ini pencapaian yang luar biasa, cuman ada proyeksi yang memang harus jadi konsen. Apa itu dari sisi demografi. Diperkirakan Trenggalek itu akan mengalami akhir dari bonus demografi itu di tahun 2030. Artinya apa? proporsi penduduk produktif nya nanti, dengan proporsi penduduk yang non produktif itu sudah hampir seimbang.

Nah ini pr-nya, nanti berarti di dalam keluarga itu ada yang produktif dan ada yang gak produktif. Hang lansia sama yang yang anak-anak itu akan jadi tanggungan kaum produktif. Jadi independency ratio nya tinggi. Kalau sekarang Kalau sekarang masih 40%, artinya dari 10 yang produktif itu ngopeni 4 orang yang tidak produktif. Sekarang ini sudah mencapai 50%.

“Nah ini yang yang menjadi PR di masa depan, gimana caranya nanti banyak warga negara yang berusia tua tapi ekonominya tetap bisa bergerak,” tutup kepala daerah muda ini.

(bud)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan