Caption:Presiden AS Joe Biden memberikan pernyataan tentang situasi di Suriah di Gedung Putih di Washington, DC, Minggu 8 Desember 2024.
Baik Presiden AS, Joe Biden maupun Presiden terpilih Donald Trump bereaksi hari Minggu (8/12) atas runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah. Mengingat kepentingan strategisnya di Timur Tengah, AS diperkirakan akan terus mengamati apa yang akan terjadi di Suriah.
Fixsnews.co.id—
Presiden AS Joe Biden dari Gedung Putih, memberikan komentar mengenai runtuhnya rezim Bashar al-Assad melalui serangan pemberontak di Suriah.
“Akhirnya, rezim Assad jatuh. Rezim ini melakukan tindakan brutal, menyiksa dan membunuh ratusan ribu warga Suriah yang tidak bersalah. Jatuhnya rezim ini adalah tindakan keadilan yang mendasar. Ini adalah momen bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita, untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara yang mereka banggakan,” kata Biden.
Biden juga menjelaskan beberapa langkah yang akan diambil AS terkait perubahan yang terjadi di lapangan, termasuk bekerja sama dengan sekutu kawasan.
“Pertama, kami akan mendukung negara-negara tetangga Suriah, termasuk Yordania, Lebanon, Irak, dan Israel, jika ada ancaman yang muncul dari Suriah dalam masa transisi ini,” tambahnya.
Sementara, Presiden terpilih Donald Trump juga bereaksi pada hari Minggu tentang perkembangan di Suriah. Ia memosting di media sosialnya, Truth Social. Berikut kutipannya:
“Assad telah pergi, dia meninggalkan negaranya. Pelindungnya, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak lagi tertarik untuk melindunginya (selagi menghadapi pemberontak di Suriah).” (Truth Social @realDonaldTrump).
Sehari sebelumnya Trump menulis: “Suriah memang kacau, namun bukan teman kita, dan Amerika Serikat seharusnya tidak melakukan campur tangan apapun. INI BUKAN PERJUANGAN KITA.”
Para pakar memperingatkan, suasana perayaan di Suriah yang dilakukan oleh mereka yang menentang Assad, tidak boleh mengalihkan perhatian pada kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi.
Mantan Menteri Pertahanan di bawah pemerintahan Trump, Mark Esper, menyampaikan pendapatnya pada hari Minggu pada acara TV, State of The Union di CNN.
“Akan ada keprihatinan soal bantuan kemanusiaan, yang menurut saya harus diatasi oleh kita dan negara-negara lain di PBB. Saya pikir yang kedua, seperti yang Anda sebutkan adalah senjata kimia dan kemampuan militer lainnya. Kami tidak ingin benda-benda itu jatuh ke tangan yang salah,” ujar Esper.
Mengingat kepentingan strategis dan kemitraannya di kawasan itu, para analis memperkirakan Amerika Serikat akan terus mengamati siapa yang akan terus mengamati siapa yang akan mengambil alih kekuasaan di Suriah setelah Assad, dan ke arah mana mereka akan membawa negara itu.(VOA/03)