Realisasi Investasi di Banten Masuk 10 Besar, Anggota Komisi VI Ananta Wahana: UMKM Berperan Penting Terhadap Perekonomian Nasional

Tangerang, Fixsnews.co.id- Anggota Komisi VI DPR RI Ananta Wahana mengungkapkan bahwa capaian realisasi investasi di Provinsi Banten pada 2021 tercatat Rp58,0 triliun, terbesar ke 4 secara nasional. Sedangkan pada tahun 2022 hingga semester I realisasi investasi di Banten sebesar Rp32,9 triliun, terbesar ke 6 secara nasional.

“Artinya Provinsi Banten dalam dua tahun setidaknya hingga semester I tahun 2022 selalu masuk 10 besar lokasi realisasi investasi terbesar di Indonesia,” ungkap Ananta dalam Rapat Kegiatan Diseminasi Satgas Percepatan Investasi dan Capaian Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2022, Kementerian Investasi/BKPM yang dihadiri ratusan peserta dari komunitas Tionghoa, dan pelaku UMKM di Tangerang Raya di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Sabtu (29/10/2022).

Ananta mengatakan, capaian realisasi investasi itu belum sejalan dengan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten karena menempati nomor tiga pengangguran secara nasional.

“Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Banten pada tahun 2021 sebesar 8,98%, sehingga dengan nilai ini Banten menempati posisi ketiga secara nasional,” katanya.

“Ini yang jadi perhatian Kementerian Investasi agar bisa lebih mendorong sektor-sektor usaha yang memiliki karakteristik selain cepat menghasilkan devisa, juga menghasilkan lapangan pekerjaan, dan pengembangan ekonomi regional/lokal,” sambungnya.

Selain itu, Ananta juga menyinggung soal pentingnya peran sektor UMKM terhadap perekonomian nasional yang kontribusinya mencapai 61 persen terhadap produk domestik bruto atau PDB.

“Sektor UMKM juga menyumbang 97 persen tenaga kerja dari total 64 juta lebih UMKM nasional. Biasanya kalau kita berbicara investasi itu fokusnya yang besar-besar. Padahal kita tahu perputaran ekonomi Indonesia ini digerakkan oleh UMKM 61 persen,” ujarnya.

Urus NIB UMKM Hanya 30 Menit

Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Riyatno dalam pemaparan materinya menyampaikan bahwa mengurus NIB (Nomor Induk Berusaha) untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui sistem Online Single Submission (OSS) hanya memakan waktu maksimal 30 menit dan gratis.

“Mengurus NIB (Nomor Induk Berusaha) kalau untuk UMKM sangat cepatcepat, paling lama 30 menit dan gratis melalui sistem OSS karena berisiko rendah,” paparnya.

Riyatno menjelaskan, sistem OSS berbasis risiko diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus tahun 2021 lalu sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK), khususnya PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

“Yang memang agak repot mengurus NIB terkait pengusaha skala besar yang risikonya besar karena berkas tambahan. Itu terkait Amdal dan izin lokasi KKPR (Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang),” jelasnya.

Sementara Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono dalam materinya menyampaikan, bahwa Presiden Jokowi telah mengingatkan tahun 2023 nanti diprediksi akan menjadi tahun gelap akibat krisis ekonomi, pangan dan energi.

“Krisis global ini dipicu periode panjang pandemic Covid-19. Juga diperparah adanya perang Rusia-Ukraina,” katanya.

Anak muda jebolan James Cook University Singapore itu juga menyebut, bahwa investasi berpengaruh pada PDB.

Menurutnya, pendapatan nasional atau PDB sangat erat kaitannya dengan investasi. Investasi berupa penanaman modal yang meningkat akan berdampak positif pada proses produksi dalam bisnis yang semakin menguat. Kemudian akan berimbas pada meningkatnya konsumsi rumah tangga.

“Karena itu, Presiden Jokowi juga meminta agar investasi yang masuk ke Indonesia harus adil dan merata untuk menekan kesenjangan Jawa dan luar Jawa,” katanya. (ben)