SIDOARJO-jatim | fixsnews.co.id-Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, SAE Achmad Amir Aslichin – Edy Widodo, berhasil menunjukkan kecerdasan dan kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan tata kelola pemerintahan daerah di Debat Ketiga yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sidoarjo pada Senin sore (18/11) di Hotel Aston.
Debat kali ini diselenggarakan dengan pertimbangan keamanan yang lebih ketat, dimulai pukul 15.00 WIB, dan menyuguhkan diskusi mendalam mengenai berbagai isu penting, mulai dari tata kelola pemerintahan, pengembangan infrastruktur, hingga pemberdayaan masyarakat dan UMKM.
Paslon SAE, Mas Iin (Achmad Amir Aslichin) dan Abah Edy (Edy Widodo), menonjol dalam debat ini berkat kemampuan mereka dalam menjawab pertanyaan panelis dan lawan debat dengan solusi-solusi yang rasional dan inovatif. Mas Iin, dengan tegas, menyampaikan komitmennya untuk mengelola pemerintahan Sidoarjo yang bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
“Kami akan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,”kata Mas Iin. Ia menekankan pentingnya memiliki pemimpin yang paham betul mengenai tata kelola pemerintahan yang baik dan efisien, serta mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sidoarjo.
Lebih lanjut, Mas Iin menjelaskan, “Sidoarjo membutuhkan pemimpin yang cerdas, yang tahu secara detail permasalahan yang ada dan bagaimana menyelesaikannya. Pemimpin harus paham betul tentang penganggaran dan perencanaan, agar tidak ada keterlambatan yang bisa menghambat pembangunan.” Ia menambahkan, pemimpin yang baik harus selalu berkolaborasi dengan masyarakat luas untuk memastikan pembangunan yang merata dan sesuai dengan harapan publik.
Mas Iin juga menyoroti pentingnya menciptakan kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk mengakses peluang usaha, terutama melalui pemberdayaan UMKM dan pelatihan kewirausahaan yang inklusif tanpa memandang gender.
“Semua lapisan masyarakat harus diberi kesempatan yang sama dalam menangkap peluang usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya,” ungkap Mas Iin.
Namun, debat kali ini juga diwarnai oleh insiden kecil yang melibatkan calon wakil bupati Mimik Idayana dari pasangan Subandi. Mimik tiba-tiba mengalami gangguan kesehatan dan pingsan saat sesi jeda debat. Sebelumnya, Mimik sempat memberikan pemaparan terkait sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam tata kelola pemerintahan. Sayangnya, ia keliru menyebut jumlah komisi di DPRD Sidoarjo, yang seharusnya ada empat, namun ia menyebut lima komisi. Kejadian ini sempat membingungkan hadirin, mengingat Mimik sebelumnya menjabat sebagai anggota DPRD Sidoarjo periode 2019-2024.
Pada sesi akhir debat, dalam sesi closing statement, Mas Iin menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur harus merata di seluruh wilayah Sidoarjo tanpa ada praktik KKN.
“Mari bersama-sama mewujudkan Sidoarjo Bangkit dan Bermartabat. Pada 27 November nanti, mari kita pilih nomor 2 untuk Sidoarjo SAE,” seru Mas Iin yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari para pendukung dan pengurus partai pengusung, seperti PKB, PDIP, PAN, Nasdem, PKS, PPP, PSI, PBB, Partai Gelora, dan Partai Ummat yang hadir dalam acara tersebut.
Mas Iin menegaskan, visi mereka untuk membangun Sidoarjo mencakup perencanaan yang matang dan pemerintahan yang transparan. Dengan pemimpin yang memahami detail setiap permasalahan dan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam setiap langkah pembangunan, mereka yakin Sidoarjo dapat mencapai kemajuan yang signifikan dan merata.
Debat ini menjadi bukti bahwa Paslon SAE tidak hanya tampil energik dan penuh semangat, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam mengenai tata kelola pemerintahan dan berbagai tantangan yang dihadapi Sidoarjo ke depan.(Dilli)