Tiga Pria Israel Dibebaskan Sebagai Ganti 90 Tahanan Palestina

oleh -67 Dilihat

Caption: Foto kombinasi yang dibuat pada 31 Januari 2025, menunjukkan sandera Israel (kiri-kanan) Yarden Bibas, Ofer Kalderon dan Keith Siegel, yang ditahan di Jalur Gaza sejak serangan teroris Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. (Foto: AFP)

Fixsnews.co.id- Kelompok militan Hamas telah mengumumkan, dan Israel telah mengonfirmasi, bahwa tiga sandera Israel akan dibebaskan pada Sabtu, 2 Januari, sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata. Perjanjian ini bertujuan untuk menghentikan pertempuran yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan di Gaza.

Dalam kesepakatan tersebut, Israel setuju untuk membebaskan 90 tahanan Palestina sebagai imbalan atas pembebasan sandera. Ini menandai pertukaran keempat dalam rangkaian perjanjian yang lebih luas. Pertukaran ini diharapkan dapat memberikan harapan bagi keluarga dan masyarakat yang terpengaruh oleh konflik yang berkepanjangan ini.

Di antara para sandera yang akan dibebaskan adalah Yarden Bibas, 35 tahun, yang diculik dari Kibbutz Nir Oz saat serangan teror Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Ia diculik bersama istrinya, Shiri, dan dua anak laki-laki mereka, Ariel yang berusia 5 tahun, dan Kfir yang berusia 2 tahun. Nasib keluarga Bibas masih belum pasti.

Sandera lainnya yang juga akan dibebaskan adalah warga negara Amerika-Israel Keith Siegel, 65 tahun, dari Chapel Hill, North Carolina, yang disandera dari Kibbutz Kfar Aza bersama istrinya, Aviva Siegel. Aviva Siegel dibebaskan selama gencatan senjata singkat pada November 2023.

Sandera ketiga diidentifikasi sebagai warga negara Prancis-Israel Ofer Kalderon, 54 tahun, yang ditangkap oleh militan dari Kibbutz Nir Oz bersama kedua anaknya. Mantan istrinya, Hadas Kalderon, juga ditawan tetapi dibebaskan bersama anak-anak mereka saat pertukaran sandera pada 2023.

Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya telah menetapkan Hamas sebagai kelompok teror.

Hamas membebaskan delapan sandera, termasuk tiga warga Israel dan lima warga negara Thailand, pada Kamis (30/1). Pada hari yang sama, Israel membebaskan 110 tahanan Palestina, termasuk 32 orang yang menjalani hukuman seumur hidup atas serangan mematikan terhadap warga Israel.

Dengan adanya kesepakatan gencatan senjata, lebih dari 423.000 warga Palestina telah kembali ke Gaza utara. Militer Israel memerintahkan mereka keluar dari wilayah tersebut pada tahap awal perang Israel-Hamas pada Oktober 2023.

Bantuan Makanan Meningkat

Dalam konferensi pers pada Jumat (31/1) di Jenewa, Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan informasi terkini mengenai upaya pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Direktur Antoine Renard mengatakan kepada wartawan bahwa badan tersebut telah mengirimkan lebih dari 32.000 metrik ton makanan ke Gaza sejak perjanjian gencatan senjata dimulai pada 19 Januari.

Ia mengatakan jumlah itu lebih dari dua kali lipat jumlah yang dikirimkan pada Desember dan tiga kali lipat dari jumlah yang dikirimkan pada Oktober. Renard mengatakan WFP sejauh ini telah mendistribusikan bantuan untuk 300.000 orang.

Di Tepi Barat

Militer Israel atau IDF (Israel Defense Forces) juga melaporkan pada Jumat bahwa unit tempur elit Sayeret Haruv, selama sembilan hari terakhir, telah melakukan operasi untuk “menggagalkan terorisme” di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat.

Dalam sebuah laporan di situsnya, IDF mengatakan para pejuang “membasmi teroris dalam bentrokan dan melakukan banyak penangkapan. Mereka menemukan senjata, mengungkap dan menghancurkan lebih dari lima laboratorium bom.” Unit Sayeret Haruv mengkhususkan diri dalam operasi di Tepi Barat serta Gaza. (Voa/03)