Jakarta, Fixsnews.co.id– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi dalam sepekan ke depan.
Dalam beberapa pekan terakhir, BMKG mencatat adanya peningkatan curah hujan yang signifikan di berbagai daerah, yang berpotensi menyebabkan banjir, tanah longsor, dan gangguan lainnya. Beberapa wilayah yang diprediksi akan mengalami cuaca buruk meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Sumatera. Oleh karena itu, masyarakat masyarakat yang berencana melakukan perjalanan mudik untuk merayakan Idul Fitri 1446 H/2025 M agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.
Keberadaan Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat, yang dipengaruhi oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), dapat menyebabkan peningkatan curah hujan dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa berdasarkan analisis per 17 Maret 2025 pukul 07.00 WIB, Bibit Siklon Tropis 91S memiliki kecepatan angin maksimum 15 knots (28 km/jam) dan tekanan udara minimum 1010 hPa. Meskipun sistem ini bergerak menjauhi wilayah Indonesia ke arah barat-barat daya, potensi untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan tetap ada, meskipun dalam kategori rendah.
“Dampak dari fenomena ini diperkirakan akan dirasakan di beberapa wilayah, termasuk Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Selain itu, gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25 – 2,5 meter diprediksi akan terjadi di Selat Sunda bagian selatan Lampung, perairan selatan Bali hingga Sumba, dan Selat Lombok. Sementara itu, perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian barat Pandeglang, serta perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, diperkirakan akan mengalami gelombang tinggi mencapai 2,5 – 4 meter,” kata Dwikorita Karnawati dalam keterangan persnya, Senin, (17/3/2025).
Dwikorita menegaskan bahwa meskipun bibit siklon ini tidak langsung memasuki wilayah Indonesia, dampaknya tetap signifikan. Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap potensi hujan lebat, angin kencang, banjir, tanah longsor, serta pohon tumbang. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana diharapkan dapat mengambil langkah antisipatif guna mengurangi risiko yang mungkin timbul. Selain itu, aktivitas di wilayah perairan juga perlu dibatasi mengingat potensi gelombang tinggi yang dapat membahayakan pelayaran.
“Kepada pemerintah daerah, kami harap peringatan dini ini bisa direspons dan diperhatikan, serta segera melakukan langkah antisipatif. Koordinasi dengan instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sangat penting untuk memastikan upaya mitigasi berjalan efektif dan respons cepat dapat dilakukan jika terjadi bencana,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa selain pengaruh Bibit Siklon Tropis 91S, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada di fase 2 di Samudra Hindia bagian barat diperkirakan akan bergerak ke fase 3 dalam sepekan ke depan.
Fenomena ini berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah. Kombinasi antara pengaruh tidak langsung Bibit Siklon 91S dan aktivitas MJO dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem, terutama di Sumatera bagian selatan dan Jawa, yang saat ini mengalami perlambatan dan pertemuan angin yang konsisten.
Andri mengatakan, BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk mengambil langkah antisipatif guna menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Pemerintah daerah di wilayah yang berisiko tinggi terhadap banjir, tanah longsor, dan angin kencang diharapkan segera melakukan mitigasi dengan memastikan kesiapsiagaan sarana dan prasarana darurat, melakukan sosialisasi kepada masyarakat, serta menyiapkan langkah-langkah evakuasi jika diperlukan.
Berdasarkan analisis BMKG, dalam periode 18 – 20 Maret 2025, hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatera Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan, sementara Kepulauan Riau berpotensi mengalami hujan sangat lebat. Selanjutnya, dalam periode 21 – 24 Maret 2025, hujan lebat diperkirakan akan terjadi di Aceh, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.(red)