Caption:Tanah longsor di Sukabumi merusak sebuah rumah warga, Kamis, 4 Desember 2024. (Foto: BPBD Jawa Barat)
Longsor dan banjir juga mengakibatkan 10 jembatan putus mengakibatkan sejumlah daerah sempat terisolir akibat akses jalan tidak bisa dilalui.
Jakarta, Fixsnews.co.id—
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan pada Jumat (6/12) bahwa lima orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sukabumi, Jawa Barat, sejak Selasa (3/12).
Dari jumlah tersebut, empat korban di antaranya berasal dari Kecamatan Simpenan dan satu dari Kecamatan Ciemas. Sementara itu, tujuh orang masih dinyatakan hilang.
BNPB dalam siaran persnya mengatakan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memerintahkan tim SAR Gabungan untuk mengoptimalkan operasi pencarian.
“Melihat dari laporan masih ada yang hilang, tolong tim SAR gabungan lebih mengoptimalkan operasi pencarian dilapangan, apabila diperlukan menggunakan alat berat, dipersilahkan,” ujar Suharyanto yang meninjau lokasi bencana, Jumat (6/12), usai rangkaian kunjungan ke Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores.
Operasi pencarian korban bencana memiliki Golden Time selama tujuh hari. Apabila dalam kurun waktu tersebut belum ditemukan juga, Suharyanto meminta pemerintah daerah setempat bersama tim SAR gabungan untuk segera menemui para ahli waris.
Cuaca Ekstrem
Menurut catatan BNPB, banjir akibat cuaca ekstrem sejak Selasa melanda tujuh wilayah di Sukabumi, termasuk Kecamatan Ciemas, Pelabuhanratu, dan Gegarbitung. Selain itu, tanah longsor juga terjadi di 14 titik dengan dampakterbesar di Kecamatan Simpenan, Pelabuhanratu, dan Warungkiara.
Akibat tanah longsor, 46 kepala keluarga atau 96 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, tambah BNPB dalam siaran pers, Kamis.
Longsor dan banjir juga mengakibatkan 10 jembatan putus mengakibatkan sejumlah daerah sempat terisolir akibat akses jalan tidak bisa dilalui.
Untuk membuka akses, Suharyanto memerintahkan agar dicari alternatifnya bila akses tidak bisa dilalui kendaraan.
“Dalam kondisi tanggap darurat, apabila akses jalan tidak bisa dilalui roda empat, maka gunakan roda dua, apabila roda dua tidak bisa, maka ditempuh jalan kaki, karena warga terdampak memerlukan bantuan logistik disana,” ujar Suharyanto dalam siaran pers, Jumat (6/12).
Dia menambahkan Pembangunan jembatan bailey juga terus diupayakan untuk membuka jalur mobilitas bagi warga terdampak.
Bencana banjir dan tanah longsor tidak hanya terjadi di Sukabumi. Di Kabupaten Lebak, banjir dan tanah longsor akibat hujan deras sejak Senin (2/12) menewaskan dua orang dan memaksa 180 orang untuk mengungsi, kata BNPB pada Jumat.
Respons cepat
Sebagai bentuk respons cepat pemerintah pusat, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau lokasi bencana di Kampung Cihonje, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi pada Jumat.
Didampingi oleh Suharyanto, Gibran menemui para pengungsi.
Dalam kunjungannya, Gibran menekankan pentingnya penanganan prioritas terhadap para pengungsi, termasuk penyediaan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan tempat tinggal sementara.(VOA/03)