Fixsnews.co.id- Senin (19/5/2025), harga Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan signifikan, diperdagangkan di atas level USD $106.000. Kenaikan ini menandai momen penting, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa yang pernah dicapai Bitcoin, yaitu USD $108.786 pada Januari lalu. Lonjakan ini memicu antusiasme di kalangan pelaku pasar, yang melihat momentum ini sebagai sinyal bahwa BTC memiliki potensi untuk menembus rekor baru dalam waktu dekat.
Namun, setelah mencapai titik tertinggi harian tersebut, harga Bitcoin justru berbalik arah. Alih-alih melanjutkan reli, BTC mengalami tekanan jual yang menyebabkan harganya menurun kembali. Kondisi ini membuat pasar kembali waspada, karena fluktuasi tajam mencerminkan tingginya volatilitas yang masih membayangi pasar kripto. Para analis memperkirakan pergerakan ini disebabkan oleh aksi ambil untung jangka pendek dan faktor eksternal yang memengaruhi sentimen investor secara global.
Bitcoin hanya kurang sekitar 2% dari puncak harga sebelumnya untuk mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan tajam ini memberikan dorongan besar bagi para investor, yang kembali menunjukkan optimisme terhadap pasar aset digital. Lonjakan harga ini dianggap sebagai sinyal positif bahwa minat terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya kembali menguat, seiring dengan meningkatnya arus modal yang masuk ke pasar.
Salah satu faktor pendorong utama di balik euforia ini adalah kabar membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China, dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Stabilitas geopolitik ini menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi aset berisiko seperti kripto. Selain itu, semakin banyak institusi keuangan besar yang mulai masuk ke pasar aset digital, memberikan validasi lebih lanjut terhadap legitimasi dan prospek jangka panjang kripto sebagai kelas aset. Kombinasi faktor makroekonomi dan sentimen positif ini menjadikan momentum saat ini sangat menarik bagi investor, baik ritel maupun institusional.
Setelah sempat menyentuh level harga di atas USD $106.000, Bitcoin (BTC) mengalami koreksi dan turun kembali ke kisaran USD $104.000. Pergerakan ini menunjukkan bahwa volatilitas pasar kripto masih tinggi dan kestabilan harga belum sepenuhnya tercapai. Fluktuasi tajam ini mengindikasikan bahwa sentimen pasar masih dibayangi oleh ketidakpastian, baik dari faktor teknikal maupun fundamental. Meskipun tren jangka menengah terlihat positif, tekanan jual jangka pendek dan aksi ambil untung dari para trader turut memengaruhi pergerakan harga Bitcoin secara signifikan.
Namun, sejumlah analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin. Mereka menilai koreksi ini sebagai bagian dari fase konsolidasi yang sehat sebelum potensi kenaikan lebih lanjut. Beberapa analis bahkan memperkirakan bahwa Bitcoin tidak hanya akan menembus rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) dalam waktu dekat, tetapi juga memiliki peluang untuk mencetak rekor baru yang jauh lebih tinggi.
Salah satu prediksi yang paling menarik datang dari kalangan analis institusional, yang menyebutkan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai USD $200.000 pada akhir tahun ini. Proyeksi ambisius ini didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk meningkatnya permintaan dari investor institusi, penurunan pasokan akibat halving yang baru-baru ini terjadi, serta semakin kuatnya narasi Bitcoin sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Jika momentum positif ini terus terjaga, bukan tidak mungkin target tersebut bisa menjadi kenyataan.
Untuk memantau pergerakan saham Amerika Serikat, aset kripto, dan emas digital, kamu bisa menggunakan aplikasi Nanovest. Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di aset kripto, Nanovest adalah pilihan yang tepat. Aplikasi ini menawarkan investasi yang aman dan terpercaya, serta perlindungan asuransi dari Sinar Mas untuk melindungi aset kamu dari risiko cybercrime. Nanovest juga terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI, sehingga aman untuk digunakan. Aplikasi ini tersedia di Play Store dan App Store.(Ben)