Jakarta, Fixsnews.co.id- Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 2022, Museum Kebangkitan Nasional bekerjasama dengan Ikatan Pemandu Museum Indonesia (IPMI) menyelenggarakan seminar hari pahlawan di Aula Museum Kebangkitan Nasional Jalan Abdul Rachman Saleh No. 26, Senen, Jakarta Pusat. Sabtu (26/11/2022). Kegiatan yang bertema Peran Guru Bersama IPMI dalam Mengedukasi Museum kepada Publikā dihadiri puluhan guru SMA di Jabodetabek.
Plt. Kepala Museum Kebangkitan Nasional Drs. Pustanto, M.M yang diwakili Kepala Subbagian Tata Usaha Anton Hariyanto mengatakan, kegiatan ini diinisiasi untuk berdiskusi terkait program publik yang dimiliki oleh museum kebangkitan nasional. Museum hadir untuk masyarakat sebagai tempat untuk melihat informasi dan koleksi mengenai peristiwa yang terjadi dimasa lalu sehingga boleh diapresiasi (dikunjungi-red) oleh semua lapisan masyarakat.
“Museum merupakan salah satu lembaga pendidikan informal sebagai tempat yang menyenangkan untuk semua kalangan, baik untuk orang tua, pelajar, maupun anak-anak sekalipun. dimana pengunjung mendapatkan pengetahuan yang diperoleh dari informasi dan koleksi yang disajikan oleh museum,” katanya.
Sementara Ketua Umum IPMI Amat Kusaini Al Alexs menyampaikan bahwa kegiatan seminar tersebut bertujuan agar para guru SMA khususnya guru mata pelajaran sejarah memahami manfaat museum sehingga dapat mengedukasi masyarakat khususnya murid-muridnya.
“Apabila sudah memahami manfaat dari museum, guru bisa mengedukasi dan jadi pemandu bagi muridnya saat mengunjungi museum, ” katanya.
Lanjutnya menerangkan, keberadaan pemandu di museum sangat penting karena menginformasikan Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya dan/atau Bukan Cagar Budaya yang merupakan bukti material hasil budaya dan/atau material alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata kepada pengunjung.
“Syarat utama pemandu museum adalah selain harus menguasai koleksi yang ada di museum, mereka juga harus bisa menghidupkan suasana saat melayani pengunjung. Ibaratnya bagaimana caranya agar koleksi mati yang ada di museum ini harus bisa jadi hidup supaya orang mengerti tentang sejarah yang ada di baliknya,” kata Alexs.
Menjadikan museum sebagai tujuan rekreasi keluarga diakhir pekan semakin sering dilakukan oleh orang tua untuk mengajak anak-anak mereka untuk berlibur sekaligus menambah pengetahuan. Kesadaran akan perlunya mengenalkan sejarah bangsa pada anak sedini mungkin disadari oleh para orang tua tidak jarang pula anak-anak mereka mendapatkan informasi mengenai museum dari sekolah, teman ataupun sosial media sehingga mengajak orang tua mereka untuk berkunjung ke museum. Seiring dengan tingginya animo masyarakat datang ke museum, Alexs berharap mereka bisa memetik pelajaran akan sejarah masa lampau yang telah dilewati bangsa ini.
“Jangan datang ke museum hanya untuk sekedar berselfie saja. Tapi bisa menikmati sejarahnya, tentang perjuangan bangsa Indonesia seperti apa. Artinya harus bisa mengambil hikmahnya. Berkunjung ke museum akan membawa kalian berjalan mundur menikmati masa lalu, membawa kalian kepada pengetahuan baru, dan menikmati masa kini yang merupakan buah perjuangan di masa lalu
sehingga fungsi museum bukan hanya untuk kegiatan pendidikan tetapi tempat rekreasi untuk masyarakat,” kata Alexs.(ben)