Penulis : Bentar Nuur Robbikah
Kota Tangerang, Fixsnews.co.id- Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global selama dua tahun belakangan ini telah memaksa setiap lembaga pendidikan untuk memikirkan ulang sistem pendidikan yang selama ini sudah menjadi pakem. Dari yang sebelumnya hanya bersifat tradisional di dalam kelas, kini harus dipindahkan ke dalam dunia virtual demi mencegah penularan wabah yang lebih luas. Sistem belajar online menjadi salah satu cara yang diterapkan untuk menjaga keberlangsungan proses belajar-mengajar di tengah pandemi.
Sistem pembelajaran online sendiri tidak bisa dipisahkan dari penggunaan teknologi. Dengan perkembangannya yang begitu pesat, teknologi membuat proses belajar-mengajar dapat berjalan lebih mudah dan efektif, bahkan membuat kegiatan di dalamnya menjadi lebih atraktif dan interaktif. Meskipun di dalam buku Teaching in a Digital Age yang ditulis oleh Anthony W. Bates disebutkan bahwa metode mengajar tidaklah ditentukan oleh teknologi, nyatanya teknologi telah membuka peluang terciptanya metode mengajar yang sangat applicable di era serba digital seperti saat ini.
Metode yang dimaksud adalah flipped learning. Flipped learning atau flipped classroom pertama kali dikembangkan dan dipopulerkan oleh Jonathan Bergmann dan Aaron Sams di tahun 2012. Metode yang relatif baru ini banyak memanfaatkan penggunaan teknologi dalam prakteknya. Bahkan bisa dikatakan bahwa tidak mungkin menggunakan metode ini tanpa penggunaan teknologi di dalamnya karena justru metode ini hadir ketika teknologi memungkinkan proses belajar mengajar dilakukan dengan cara yang berbeda tanpa terbatas ruang dan waktu. Inti dari metode ini adalah adanya pembagian model belajar secara sinkronus dan asinkronus. Model sinkronus adalah sesi pembelajaran real-time yang dilakukan pada ruang belajar tertentu yang dihadiri oleh guru dan siswa pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Model sinkronus ini mirip dengan model pembelajaran konvensional yang mempertemukan guru dan siswa namun dengan alternatif pilihan media digital yang kekinian. Bentuknya tidak lagi hanya terbatas pada tatap muka langsung di kelas; video atau audio conference, dan bahkan yang hanya sebatas live chat pun bisa dilakukan melalui platform yang disepakati oleh guru maupun siswa. Sementara model asinkronus adalah sesi pembelajaran yang dilakukan pada media online berbagi yang telah disepakati namun guru dan siswa tidak harus hadir pada waktu yang bersamaan sebagaimana pada model sinkronus.
Pada sesi asinkronus ini, guru bisa memberikan kegiatan yang bisa diselesaikan oleh siswanya di waktu yang paling memungkinkan bagi mereka dalam suatu batas waktu tertentu. Bentuknya bisa berupa video, audio podcast, dan text-based berisi tentang konten materi yang menjadi pembahasan. Bahkan saat ini juga banyak terdapat penyedia platform kuis online di mana guru bisa memberikan kuis yang adaptif yang bisa dikerjakan dalam jeda waktu tertentu. Tentu saja ini memperkaya kegiatan asinkronus yang merupakan bagian dari metode flipped learning.
Di dalam flipped learning, kedua model sinkronus dan asinkronus dilakukan secara berkisambungan dan saling melengkapi sehingga pembelajaran bisa dilakukan secara efektif, misalnya dengan melakukan penyampaian materi melalui video secara asinkronus sebelum dimulainya diskusi kelas tentang materi yang sama secara sinkronus. Kegiatan asinkronus yang dilakukan tersebut dapat memperkaya siswa dengan konten yang akan menjadi pembahasan pada diskusi sinkronus mereka nantinya.
Dengan demikian, siswa akan menjadi lebih siap dengan diskusi mereka dan waktu yang terpakai dalam kegiatan sinkronus pun jadi lebih efisien karena guru hanya perlu membahas hal yang esensial saja. Guru tidak perlu banyak mengulas keseluruhan materi namun langung mengerucutkan konsep intinya di sana. Itulah mengapa, pembekalan konten pada siswa di sesi asinkronus menjadi amat penting untuk keberhasilan sesi sinkronus setelahnya.
Diteliti dari sisi epistemologi, flipped learning memberikan keuntungan bagi siswa dalam proses pembelajarannya. Kegiatan asinkronus yang diberikan oleh guru dapat membangun konsep dan pikiran kiritis dalam kemampuan kognitif siswa. Siswa mendapat pembekalan awal tentang konsep ilmu pengetahuan di sana untuk dikritisi.
Kemudian, kegiatan sinkronus yang dilakukan secara interpersonal setelahnya dapat membantu siswa untuk merekonstruksi ilmu pengetahuan bersama-sama dan saling melengkapi satu sama lain. Lalu pada akhirnya, siswa dapat menarik hubungan antara beberapa informasi yang mereka peroleh baik dari sesi sinkronus maupun sesi asinkronus ke dalam satu kesimpulan sehingga mereka mendapat gambaran utuh tentang pengetahuan yang sedang mereka pelajari.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa flipped learning mampu membangun karakter belajar yang mandiri.
Penerapan flipped learning akan memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk mengatur pola belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing, membangun rasa tanggung jawab atas hasil belajar mereka sendiri, serta membangun kebiasaan belajar yang autonomus. Hal ini berkaitan juga dengan salah satu teori belajar behavioristik, di mana siswa dikondisikan untuk berperilaku dalam pola-pola tertentu yang diharapkan.
Dengan pembiasaan belajar yang mandiri dalam flipped learning ini, siswa dilatih untuk melaksanakan proses belajar bermakna yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal di dalamnya.
Sebagai kesimpulan, flipped learning yang hadir akibat perkembangan teknologi yang ada saat ini adalah sebuah metode pengajaran yang memiliki potensi, termasuk dalam model hybrid learning yang mulai banyak disebut belakangan ini. Dalam pengaplikasiannya tentu saja tidak akan selalu mulus, akan ada banyak tantangan di sana sini. Akan tetapi hasilnya akan sangat menjanjikan jika diterapkan dengan kontrol yang ketat. Melihat manfaat positifnya bagi siswa dan guru, maka metode ini layak untuk dicoba secara serius.
Bentar Nuur Robbikah adalah seorang guru Bahasa Inggris di Sekolah Indonesia Cairo, Mesir. Saat ini sedang menjalani studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris di UHAMKA.