Caption: Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Y.M. Ina Lepel, dan Menteri KP2MI, Abdul Kadir Karding, mengikuti dialog bertema kolaborasi Indonesia-Jerman untuk memperkuat tata kelola migrasi tenaga kerja, dan meresmikan pusat-pusat konsultasi baru.
Bandung, Fixsnews.co.id– Indonesia dan Jerman semakin memperkuat kolaborasi dalam menyediakan jalur yang adil dan etis bagi masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Komitmen ini ditandai dengan dialog tingkat tinggi dan peresmian dua program baru yang berlangsung hari ini. Pusat Informasi Terpadu untuk Migrasi, Vokasi, dan Pembangunan Indonesia (MOVE-ID), yang diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH atas nama Kementerian Federal Jerman untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), resmi dibuka di Bandung dan Mataram. Selain itu, Goethe-Institut Indonesien juga memprakarsai Sentra Kompetensi Asia Tenggara untuk Migrasi Tenaga Kerja Ahli ke Jerman (KSM).
Acara ini diawali dengan dialog tingkat tinggi yang mempertemukan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel, dan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, di Hotel Hilton Bandung. Dialog tersebut berfokus pada upaya bersama untuk membekali anak muda Indonesia dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan angkatan kerja global, sambil memastikan mobilitas tenaga kerja berlangsung secara aman, adil, dan saling menguntungkan.
“Dengan tantangan demografi Jerman dan angkatan kerja Indonesia yang muda dan terampil, kita memiliki kesempatan untuk menciptakan kemitraan yang kuat berdasarkan rasa saling menghormati dan tanggung jawab bersama. Hari ini adalah tonggak penting dalam komitmen kita untuk menciptakan peluang yang adil, transparan, dan aman bagi mobilitas tenaga kerja antara Jerman dan Indonesia,” kata Ina Lepel.
Menteri Karding menegaskan pentingnya kemitraan yang saling menghargai dan transparan, serta peran aktif semua pihak, termasuk calon pekerja migran, untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan bermartabat. Ia mengajak generasi muda yang potensial dan terampil untuk bekerja di Jerman atau negara lain di Eropa melalui jalur migrasi yang aman dan terlindungi.
Dialog tingkat tinggi ini diikuti dengan peresmian MOVE-ID di Bandung dan Mataram, yang merupakan bagian dari program global Pusat Migrasi dan Pembangunan (ZME). MOVE-ID bekerja sama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) untuk menyediakan layanan konsultasi bagi orang-orang yang berminat melakukan migrasi tenaga kerja reguler ke Jerman dan Eropa, serta bagi mereka yang kembali ke Indonesia dan memerlukan dukungan terkait reintegrasi sosial dan ekonomi.
“MOVE-ID bertekad menyediakan layanan yang andal di seluruh Indonesia dengan membangun jaringan yang kuat bersama mitra lokal, organisasi masyarakat sipil, asosiasi bisnis, dan organisasi multilateral,” ujar Hans-Ludwig Bruns, Direktur GIZ untuk Indonesia & ASEAN.
Di Grha Kompas Bandung, Sentra Kompetensi Asia Tenggara untuk Migrasi Tenaga Kerja Ahli ke Jerman (KSM) juga diresmikan. KSM akan mengoordinasikan semua aktivitas terkait tenaga kerja terampil di Asia Tenggara dari lokasinya di Bandung, serta menyediakan dukungan yang andal bagi para mitra sepanjang proses migrasi tenaga kerja terampil dan peserta pelatihan yang hendak ke Jerman.
Constanze Michel, Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, menjelaskan, “Melalui KSM, Goethe-Institut menawarkan dukungan terpercaya untuk orang-orang di Indonesia yang ingin mengejar masa depan profesional di Jerman dengan layanan yang transparan dan mudah diakses.”
Dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara GIZ dan Goethe-Institut, MOVE-ID dan KSM akan menyediakan layanan yang saling melengkapi untuk menangani berbagai aspek terkait migrasi. Kemitraan ini memperkuat inisiatif Jerman-Indonesia yang telah berhasil dibentuk di bidang migrasi tenaga kerja terampil, mencerminkan komitmen bersama untuk membangun angkatan kerja global yang lebih tangguh dan inklusif.(Ben)