Persiapan Sidang CND, BNN Gelar Konsinyering

Nasional257 views

YOGYAKARTA, Fixsnews.co.id-Permasalahan narkoba dalam tataran global menjadi atensi yang penting dari seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Fakta yang ada saat ini, peredaran narkoba masih marak dan mayoritas melalui jalur laut. Karena itulah, kerja sama lintas negara yang intensif sangat penting untuk terus dikembangkan. Hal itu disampaikan oleh Deputi Hukum dan Kerja Sama, Drs. Puji Sarwono di sela-sela kegiatan Konsinyering Penyusunan Materi _The Sixty-Fourth Session Of The Commission On Narcotic Drugs_ di Yogyakarta, Rabu (3/2/2021).

Puji Sarwono mengatakan bahwa 80 persen masuknya narkoba itu melalui jalur laut, dan melintasi negara-negara seperti Filipina, Singapura, Malaysia dan negara-negara lainnya.

“Untuk memerangi hal ini kita perlu kerja sama yang intens di ASEAN,” ungkap Deputi Huker.

Dalam konteks kerja sama baik di regional maupun internasional, maka peran serta Indonesia di kancah internasional sangatlah strategis. Selama ini, Indonesia aktif menyampaikan pandangannya tentang isu narkoba melalui pertemuan-pertemuan dunia, termasuk sidang _Comission on Narcotic Drugs_ (CND) di Wina, Austria.

Dalam rangka persiapan sidang CND ke 64 di Wina yang akan digelar para April mendatang, BNN menggelar pertemuan penting yaitu Konsinyering Penyusunan Materi _The Sixty-Fourth Session Of The Commission On Narcotic Drugs_ di Yogyakarta bersama dengan para pakar dan pemangku kepentingan yang berasal dari lembaga, kementerian, hingga universitas terkemuka di Indonesia.

Deputi Hukker mengatakan, penyelenggaraan agenda tahunan CND (Commission On Narcotic Drugs) tahun ini yang akan dilaksanakan pada April nanti merupakan momentum strategis bagi setiap negara untuk aktif mengambil bagian terhadap permasalahan narkoba di dunia. Mengingat masalah narkoba merupakan tantangan yang bersifat global, maka kerja sama regional dan internasional merupakan salah satu kebijakan BNN yang harus dilaksanakan, karena BNN berkomitmen untuk mempedomani konvensi-konvensi internasional tentang narkoba yang diwujudkan dalam berbagai kerja sama bilateral, regional, dan multilateral.

“Hari ini kita lakukan konsinyering untuk persiapan tugas kita menjelang sidang CND, supaya kita bersama dengan kementerian dan lembaga bisa menghimpun data dan informasi terkait mata agenda CND ke-64.

“Harapannya, kita bisa mendapatkan bahan yang relevan, valid dan bagus dari pemangku kepentingan seperti BPOM, Bea Cukai, Bareskrim, dan para pakar yang lainnya,” pungkas Deputi Hukker.

Menanggapi kegiatan pada hari ini, salah satu ahli farmasi dari ITB, Dr. rer. nat. apt. Rahmana Emran Kartasasmita turut angkat bicara. Ia memberikan apresiasi atas kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BNN. Selama ini ia juga senang karena telah bisa bekerjasama dengan BNN dengan baik untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan sehingga keilmuannya di bidang farmasi bisa ia optimalkan dan dikontribusikan untuk penanggulangan masalah narkoba.

Ketika disinggung tentang kegiatan pertemuan hari ini, Emran mengatakan sangat penting karena membahas posisi delegasi RI dalam sidang CND nanti. Ia berekspektasi agar delegasi negara kita bisa menyuarakan aspirasi Indonesia terkait pengaturan narkotika agar lebih ketat, dan kerja sama internasional lebih erat.

“Kita bisa menyuarakan harapan negara kita, karena kita setara dengan negara lainnya,” pungkas Emran.

Kegiatan konsinyering pada hari ini mengundang berbagai peserta dari mitra kerja BNN seperti Kemenlu, Polri, BPOM, Bea Cukai, Kemenkes, dan perwakilan dari berbagai satker di BNN yang digelar secara tatap muka dan sebagian peserta lainnya secara virtual.(hms/ben)