PFI Gelar Pameran Foto Eksplorasi Budaya Baduy dan Peranakan Banten

Berita Utama, Events1,477 views


Kabupaten Tangerang, Fixsnews ,-
Pewarta Foto Indonesia (PFI) Tangerang bersama Episode Hotel Gading Serpong menyelenggarakan Pameran Foto Eksplorasi Budaya Baduy dan Peranakan Banten. Pameran dibuka secara resmi oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Minggu (5/6/2022). Sebanyak 30 foto dipamerkan setelah melalui proses seleksi dari 300 foto yang dikumpulkan karya fotografer berbagai daerah di Indonesia dalam dua bulan terakhir.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyampaikan apresiasi dan mendukung semangat pewarta dalam ini pameran foto. “Mudah mudahan pameran ini bisa mendukung dan juga menginformasikan ke masyarakat terutama kepada pelanggan Hotel Episode,” katanya dalam sambutan.

Menurut Zaki, Banten memiliki salah satu suku tertua yang ada di indonesia. Yang sampai hari ini memegang teguh tradisi dari leluhurnya dan ini tidak bisa dipungkiri. Begitu juga dengan perkembangan peranakan dari abad ke-5, saat mulai berdatangan ekpedisi  dari kerajaan maupun negara negara lain di luar indonesia. Salah satunya adalah peradaban Tionghoa.

Zaki menilai, Hotel Episode yang mengambil tema desain interior budaya tradisi adat Baduy dan peranakan Tionghoa sudah tepat. Karena lokasinya tidak jauh dari Sungai Cisadane. “Peranakan Tionghoa itu semua masuk melalui Sungai Cisadane. Berawal dari hilirnya dulu Teluk Naga, Kosambi, Pakuhaji, sampai terus ke daerah Cisauk,” ujarnya.

Tangerang menurut Zaki, merupakan daerah pusat transit untuk orang bepergian dari Batavia jaman dulunya ke daerah Banten. Karena merupakan daerah transit, otomatis banyak sekali suku bangsa yang kemudian tinggal dan menetap di wilayah Tangerang.

“Gerbangnya Indonesia ada di Tangerang. Mudah mudahan, ini salah satu upaya kita mengenalkan Tangerang adalah bagian dari Banten yang dilakukan pada hari ini oleh pewarta foto di Tangerang,” ungkapnya.

Zaki menjelaskan, Tangerang saat ini adalah daerah urban. Otomatis wilayah Tangerang  merupakan tempat pencampuran adat istiadat. Maka dari itu budaya baduy dan peranakan Tionghoa harus dipegang erat. 

“Kami mengucapkan terima kasih kepada pewarta yang sudah menggelar kegiatan hari ini. Luar biasa sekali. , Foto yang dipamerkan sesuai dengan tema eksplorasi mengenai adat budaya Baduy dan peranakan Tionghoa.  Dan foto itu bisa berbicara kepada para pengunjung nanti bagaimana sebetulnya adat istiadat dan budaya yang berkembang dari jaman dulu. Ini menggambarkan sejak zaman dulu itu keberagamam budaya, kebhinekaan yang ada di provinsi Banten itu memang sudah terjaga. Maka dari itu kita semua sebagai generasi penerus wajib menjaga itu.  Karena inilah nilai-nilai yang berbeda antara bangsa kita dengan bangsa yang lain. Mudah mudahan foto ini menjadi perjalan dari sejarah bangsa terkait adat istiadat dan budaya,” paparnya.

Ketua PFI Tangerang Faisal R Syam menjelaskan, PFI merupakan organisasi yang mewadahi pewarta foto PFI Tangerang didirikan pada 9 Januari 2021 dengan anggota sebanyak 30 orang. Organisasi ini merupakan cabang ke-21 Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pusat yang terdaftar di Dewan Pers.

“PFI memiliki kepentingan melindungi pewarta foto dalam membuat karya jurnalistik.  Selain menjadi wadah berkumpulnya pewarta foto, PFI berupaya menegakkan standar etika dan profesi pewarta foto.  “Lebih dari 700 pewarta foto tercatat sebagai anggota PFI. Kami menggelar beragam kegiatan bermanfaat dalam mengembangkan kreativitas pewarta foto maupun pendekatan bersifat edukatif kepada masyarakat secara berkala,” katanya.

Menurut Faisal, PFI juga berusaha meningkatkan apresiasi terhadap profesi dan karya pewarta foto melalui mentorship, pelatihan, maupun kegiatan pameran, penerbitan, sosial, dan penghargaan. Sejalan dengan PFI Pusat, PFI Tangerang memiliki visi misi melindungi dan memperjuangkan hak pewarta foto.

Dalam lomba foto Eksplorasi Budaya Baduy & Peranakan Banten ini, lebih dari 300 foto dikumpulkan dari fotografer dan pewarta foto di Indonesia. Foto-foto di wilayah Banten tersebut juga diunggah ke media sosial sebagai syarat lomba sehingga memberi warna serta pengetahuan baru mengenai budaya Baduy dan Peranakan Tionghoa di Banten. (wan/01)