Caption:Stadion Gelora Bung Karno saat menggelar konser musik K-Pop Black Pink di Jakarta pada 12 Maret 2023. Jadwal laga Piala Dunia U-17 dan konser Coldplay yang akan digelar di stadion tersebut pada November 2023 akan bentrok. (Foto: ADEK BERRY/AFP)
Perhelatan Piala Dunia U-17 menjadi sorotan setelah jadwal pertandingannya ada yang bertepan dengan penyelenggaraan konser Coldplay pada 15 November di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Pemerintah dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berusaha mencari solusinya.
JAKARTA, Fixsnews.co.id—Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait jadwal Piala Dunia U-17 dan konser Coldplay yang waktunya hampir berbarengan. Piala Dunia U-17 rencananya akan digelar mulai 10 November-2 Desember, sedangkan Coldplay akan menghentak Jakarta di Stadion GBK pada 15 November.
Jokowi mengatakan bahwa ia telah menginstruksikan PSSI untuk mencari solusi terbaik mengenai permasalahan ini. Menurutnya selain Stadion GBK, Indonesia masih memiliki banyak stadion sepak bola yang layak untuk digunakan dalam Piala Dunia U-17 mendatang.
Baca Juga:Pemkot Tangerang Dorong Kampung Tematik Jadi Kampung Bersih dari Narkoba
Pemkot Tangerang Miliki Program Layanan Psikologi Gratis untuk Warganya
“Kalau venue-nya kan memang sudah ada dari yang kemarin sudah kita perbaiki, artinya tinggal digunakan, tetapi manajemen semuanya harus disiapkan. Nanti dicarikan solusi. Stadion kita kan bukan hanya GBK, yang lain juga ada. Ada Jakarta International Stadium (JIS), ada di (Stadion) Manahan (Solo), ada di Jalak Harupat (Bandung), ada di Surabaya Stadion Bung Tomo. Stadion kita banyak yang sudah siap,” ungkap Jokowi.
Ia mengaku bersyukur Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17. Ini artinya, kata Jokowi, sebuah kepercayaan besar yang diberikan FIFA kepada Indonesia.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam telekonferensi pers pada Sabtu lalu mengaku akan mencari solusi terkait hal ini.
“Tentu hari ini press conference untuk sepak bola, bukan (konser) Coldplay. Jadi saya tidak bisa menyatakan apakah Coldplay itu mundur atau tetap? Itu harus jadi solusi, kita duduk bersama mencari solusi karena dua-duanya event bagus buat Indonesia. Jangan juga kita sentral ego bahwa ini yang benar, Anda musti ngalah. Tidak. Kita cari solusi,” ungkap Erick.
Meski begitu, untuk ke depannya Erick berharap ketika ada jadwal FIFA Match Day lapangan utama untuk Tim Nasional Indonesia harus disiapkan dengan baik karena jadwal tersebut sudah disusun dalam kalender resmi sebelumnya. Bahkan untuk jadwal pertandingan sepak bola pada tahun depan, ungkap Erick, pihaknya sudah menyusun mulai November mendatang karena FIFA Match Day harus menjadi agenda utama.
“Alhamdulilah Indonesia juga punya lapangan yang besar ada Gelora Bung Tomo, ada JIS, nanti kita lihat standarnya sesuai tidak? Kalau ada kekurangan ya tentu harus kita samakan standarnya. Jadi ada opsi menjadi hal yang positif buat saya,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat sepak bola M.Kusnaeni atau yang akrab dipanggil Bung Kus mengatakan potensi bentroknya perhelatan Piala Dunia U-17 dengan konser Coldplay sangat kecil.
Menurutnya, pembukaan Piala Dunia U-17 masih bisa diselenggarakan di Stadion Utama GBK pada 10 November, dan pihak penyelenggara konser Coldplay masih bisa mempersiapkan konser tersebut selama empat hari menuju 15 November.
Lebih jauh, Bung Kus menjelaskan bahwa pertandingan untuk fase group di Piala Dunia U-17 ini masih bisa dilaksanakan di berbagai stadion selain Stadion GBK,yang menurutnya cukup layak karena sudah diverifikasi oleh FIFA.
“Pertandingan penyisihan tidak semua harus diselenggarakan di GBK. Bisa saja dalam fase group Indonesia main di Solo, Bali, atau di Stadion Si Jalak Harupat di Bandung. Jadi kemungkinan tanggal 15 November dipakai buat pertandingan Timnas Indonesia tidak terlalu besar. Bahkan bisa diatur pertandingan fase group tidak usah di GBK, pembukaan saja di GBK. Pertandingan fase group bisa digelar di Stadion Si Jalak Harupat, bisa di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, atau di Stadion Jakabaring, di Palembang, bisa di Stadion Pakansari. Kita punya banyak stadion,” kata Bung Kus.
Selain itu, katanya, Piala Dunia U-17 berpotensi tidak akan terlalu menyedot banyak penonton, mengingat para pemain muda yang belum popular di kalangan masyarakat. Sehingga, katanya, lebih baik pertandingan Piala Dunia U-17 ini diselenggarakan di stadion dengan kapasitas maksimal 40 ribu penonton.
“Sebetulnya Piala Dunia U-17 di negara-negara lain rata-rata digelar di stadion kelas menengah, yang kapasitasnya tidak terlalu besar. Ini karena antusiasme penonton juga tidak akan sebesar (terhadap pemain) yang senior. Kalau piala dunia senior pasti sudah tahu pemainnya, ada Messi, Ronaldo. Sekarang coba siapa pemain bintang U-17 yang diketahui? Jadi memang beda, publik gak tahu siapa yang main, ini anak-anak kecil dari mana?Anak-anak masih usia belasan tahun mungkin juga baru lolos dari akademi, sehingga belum terlalu dikenal oleh publik. Jarang pemain umur 16 tahun yang sudah dikenal publik, sehingga memang antusiasme penonton tidak sebesar kalau piala dunia senior,” katanya.
Dengan penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 tersebut Bung Kus menilai bahwa ini artinya FIFA percaya akan persiapan Indonesia dalam menggelar event ini. Indonesia dibandingkan negara lain, dianggap sudah lebih siap karena sebelumnya sudah mempersiapkan diri untuk perhelatan Piala Dunia U-20.
“Itu menunjukkan bahwa FIFA menghargai Indonesia waktu persiapan Piala Dunia (U-20) sudah bagus. Indonesia waktu menyiapkan buat Piala Dunia U-20 itu sudah sampai 80 persen tingkat kesiapannya, lalu tiba-tiba tinggal 20 persen dibatalkan karena faktor non-teknis. Jadi FIFA menghargai dan mengakui kalau Indonesia persiapannya sudah bagus, cuma khawatir soal keselamatan sehingga akhirnya dpindahkan ke Argentina,” katanya.
:Tapi secara prinsip persiapan yang dilakukan Indonesia sudah baik. makanya ketika terjadi situasi darurat Peru tidak siap, ya Indonesia paling siap, mau nunjuk siapa lagi? Yang paling siap Indonesia karena sudah mempersiapkan diri,” pungkas Bung Kus. (VOA/03)