Caption:Effendi, warga kelurahan Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang saat berdialog dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten, Selasa (4/2) .(Foto: Tangkapan layar/TikTok/@zulfanurnisa28).
Tangerang,Fixsnews.co.id-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan ke Perumnas 1, Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten Pada Selasa, 4 Februari 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau antrean warga yang sedang menunggu untuk membeli gas LPG 3 Kg, yang sering disebut gas melon.
Di tengah antrean, seorang warga bernama Effendi berani menyampaikan keluhan mewakili jutaan pengguna gas LPG 3 Kg. Dengan tabung gas melon di tangannya, Effendi, yang mengenakan kemeja abu-abu dan topi cokelat, menerobos kerumunan untuk berbicara langsung dengan Menteri Bahlil.
Dalam dialog tersebut, suara Effendi bergetar menahan emosi saat mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kebijakan penghapusan pengecer yang dirasa menyulitkan masyarakat. “Bapak punya alat untuk bertindak, bukan rakyat yang dikorbankan. Jika kami menjadi sub pangkalan, apa persyaratannya?” tanyanya dengan penuh semangat.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Bahlil menjawab, “Tidak ada persyaratan,” sambil berusaha menenangkan Effendi yang terlihat sangat emosional.
Bahlil menjelaskan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk menjaga kestabilan harga bagi konsumen. Ia juga meminta Effendi untuk kembali ke antrean agar bisa segera mendapatkan gas melon dan pulang ke rumah. “Bapak, saya pikir yang penting adalah bapak ambil dulu, antre. Kita layani, tidak ada kelangkaan. Oke ya Pak?” kata Bahlil sambil menepuk punggung Effendi dengan lembut.
Namun, jawaban Bahlil tidak membuat Effendi merasa tenang. Ia semakin emosional dan mengungkapkan, “Antrean ini justru menyusahkan, anak saya di rumah menangis kelaparan. Saya sedang masak, bukan antre gas-nya. Anak kami butuh makan, butuh kehidupan, Pak! Logika jalan dong, Pak!”
Bahlil berusaha menenangkan Effendi, “Sudah, sudah Pak, kita mengurus banyak orang dan bapak juga.”
Menteri Bahlil mengaku tidak masalah dengan keluhan warga tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah perlu mendengar suara rakyat. “Tidak apa-apa, ini masukan bagus untuk melakukan penataan. Kita harus fair untuk memperbaiki, tetapi juga harus diakui bahwa ada yang menyalahgunakan subsidi yang perlu diperbaiki,” ujarnya.(Ben)