Malang, Jatim | fixsnews.co.id – Pameran seni kriya tekstil dan sandang bertajuk “Jelang Julang #4” digelar di Malang Creative Center (MCC) Kota Malang. Acara yang berlangsung selama tiga hari, dari 11 hingga 13 Februari 2025, tidak hanya menjadi ruang pamer karya, tetapi juga berfungsi sebagai media edukasi bagi masyarakat. Salah satu kegiatan edukatif yang diadakan adalah Workshop Budi Daya Ulat Sutra pada hari pertama, Selasa (11/2/2025).
Kain sutra dikenal karena kelembutannya, menjadikannya sangat nyaman saat dikenakan. Dengan penyimpanan yang tepat, kain sutra juga dapat lebih awet. Produk fesyen berbahan sutra memiliki keunggulan ramah lingkungan dan berkelanjutan, terutama jika benang yang dihasilkan berasal dari ulat sutra jenis Samia cynthia ricini. Budi daya ulat sutra tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi, tetapi juga mendukung kelestarian lingkungan.
Dalam workshop ini, Jelang Julang #4 menghadirkan Kupu Sutera, sebuah perusahaan dari Jawa Timur yang bergerak dari hulu hingga hilir dalam menghasilkan serat sutra samia. Arianto Nugroho, penggagas Kupu Sutera, menjelaskan bahwa mereka ingin memberikan pemahaman kepada generasi muda bahwa industri tekstil tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga pada upaya menjaga kelestarian bumi.
Arianto menyoroti bahwa saat ini industri tekstil banyak menggunakan bahan pakaian yang dalam proses pembuatan dan pasca penggunaannya kurang memperhatikan dampak lingkungan, terutama yang terbuat dari bahan kimia. “Kami berupaya mengubah mindset generasi muda dengan produk yang lebih ramah lingkungan, tidak mencemari bumi, dan menjaga alam serta masa depan. Sutra ini tidak akan mencemari lingkungan dan akan lapuk dengan sendirinya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa sutra memiliki kelebihan sebagai bahan antialergi, karena berasal dari protein ulat itu sendiri. Produk kain sutra dapat diwarnai menggunakan pewarna alami, sehingga tidak merusak lingkungan.
Arianto, yang telah menekuni budi daya ulat sutra sejak tahun 2015, mengungkapkan bahwa kini banyak anak muda yang tertarik untuk membudidayakan ulat sutra. Kupu Sutera juga sering menjadi tempat studi dan pelatihan terkait budi daya dan produksi sutra. “Banyak anak muda kini tertarik budi daya ulat sutra. Kami memberikan pelatihan secara gratis, termasuk penyediaan bibit,” ujarnya.
Sementara itu, Fikrah Riyanda, inisiator Jelang Julang #4, menyatakan bahwa dalam event tahunan ini terdapat enam workshop yang diikuti oleh peserta dari berbagai jenjang sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK, hingga SLB, dengan total peserta mencapai 1.200 orang.
“Tujuan utama Jelang Julang adalah menjadi sarana edukasi. Selain pameran, Jelang Julang juga menawarkan berbagai workshop terkait kriya tekstil untuk para pelajar. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi dan menumbuhkan ketertarikan untuk menjadi penerus industri kriya tekstil,” pungkasnya.(Dilli)