Jawa Timur,fixsnews.co.id – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bersyukur adanya inisiatif gerakan pengumpulan 26 juta masker se – Jawa Timur sebagai pencegahan penularan Covid-19, yang digagas Pemprov Jawa Timur.
Menurut mantan Kapolri ini masker menjadi proteksi sekaligus salah satu protokol kesehatan yang tak bisa dipisahkan saat masa new normal. Dengan penggunaan masker maka penularan melalui cairan bersin, batuk, dan ludah saat berbicara atau yang disebut airborne bisa dicegah.
“Masker sudah jelas, ada tiga jenis penularan, percikan, bersin, dan aerosol. Masker akan efektif untuk menekan penyebaran Covid-19. Ketika orang memakai masker dengan benar. Persoalannya, bagaimana supaya orang menggunakan masker, ini tantangan,” ujar Tito saat berada di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jumat (7/8).
Diakui Tito membiasakan masyarakat Indonesia menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan lainnya, bukanlah hal yang mudah. Perlu ada langkah–langkah persuasif dan langkah lainnya yang perlu dilakukan.
“Persoalan tidak sederhana, kita dihadapkan tantangan, bagaimana menerapkan empat protokol (kesehatan) itu diikuti dan dipatuhi, baik cara soft, maupun cara lain,” tutur pria berusia 55 tahun ini.
“Memang banyak yang tidak menggunakan masker. Ada yang tidak menggunakan masker, karena mereka tidak tahu, untuk apa menggunakan masker. Masih banyak yang tidak mengerti, atau merasa terganggu,” imbuhya.
Di sisi lain lanjut Tito, masih ada masyarakat yang tak mampu membeli masker. Hal ini yang dia temukan sendiri saat berkunjung ke kampung nelayan di Indramayu beberapa waktu lalu.
“Ada faktor tidak mampu, seperti di Indramayu, saya menjumpai sendiri. Saya tanya penghasilannya Rp 50 ribu sehari, kadang kalau tidak melaut nggak dapat ikan, tidak ada pengasilan sama sekali. Untuk makan saja sulit, apalagi membeli masker,” terangnya.
Oleh karena itu dalam beberapa kasus penegakan aturan juga disebut Tito harus diiringi dengan rasa simpatik dan kemanusiaan yang tinggi.(mpcom)
(Merenimpost)