Fixsnews.co.id-Perhimpunan Janda Tangerang ( Perjantan) terbentuk kepengurusannya di Kota Tangerang sebagai wadah para janda dalam membina dan menata serta menghimpun potensi diri masing anggota dalam upaya pemberdayaan. Baik itu di bidang daya ekonomi sebagai sumbangsihnya apa bidang sosialnya, seperti turut aktif dan positif berperan di lingkungannya.
Demikian paparan H. Junaedi,’ tokoh masyarakat Kec. Cipondoh saat ditemui di sasana lapangan futsal H. Bambang Suwondo yang berlokasi di Perumahan Puri Megah, Cipondoh Kota Tangerang, sabtu siang (27/8).
“Visinya Perjantan, adalah para anggota mampu berdaya baik secara individu atau kelompok di masing wilayah binaan, mengembangkan potensi yang melekat dari segi intelektualnya apa skillnya di bidang tertentu, ”
kata H. Junaedi kepada wartawan.
Disamping itu menurutnya, misi Perjantan bagaimana para anggota bisa mandiri mensejahteraksn baik dirinya dan kepada lingkungannya secara apik dan giat aktif dalam berperan positif, sinergis di bidang kemasyarakatan.
“Kalau bisa para anggota Perjantan ini menjadi agent kemandirian keluarganya,” katanya.
Untuk diketahui, perkiraan sementara jumlah kaum janda di Kota Tangerang ini berkisar 12.000 jiwa. Jumlah ini dari perkiraan durasi lima tahun terakhir di Kota Tangerang. Mereka terdiri dari usia produktif dibawah 30 tahun dan yang paling banyak adalah mereka yang diatas 42 tahun.
Salah seorang perempuan (tanpa mau ditulis namanya), sangat menyambut adanya wadah berhimpun.
” Seneng pak, Apalagi bila Perjantan nanti bisa menberikan bantuan. Apakah pemberdayaan ekonomi apa ragam keterampilan,” katanya.
Dirinya juga mengaku siap duduk sebagai pengurus bila Perjantan melebarkan jumlah anggotanya.
Untuk diketahui, kaum janda di Kota Tangerang itu, sebenarnya banyak yang sudah eksis berdaya. Baik dalam berekonomi dengan produk home industri atau kegiatan kecil penganan rumahan apa mereka kaum jabda yang bekerja. Yang tujuannya mencukupi kebutuhannya.
Juga peran sertanya kaum janda khususnya yang mandiri dalam berekonomi di lingkungan mereka sendiri. Imbal baliknya, tumbuh positif dari penerimaan warga ditengah lingkungannya. Juga tentang image kaum janda ini terjaga baik. Walaupun banyak diantaranya, masih ada yang ikut tinggal bersama keluarga besar orangtuanya.
Sebagaimana dimaklumi berbagai sebab permasalahan janda ini, masyarakat menyikapi sebagai keniscayaan kehidupan. Sebutan tersebut juga karena faktor sebab yang menimpa mereka. Baik karena ditinggal suaminya, apa sebagiannya karena statusnya yang belum jelas. Lain hal mereka al.
janda cerai mati dan cerai hidup karena digugat apa diceraikan.
Dari segi sosial, dan mentalitas sebenarnya mereka banyak yang mandiri. Disamping menempati tempat tinggalnya sendiri; juga mereka pekerja mandiri dan mempunyai rumah sendiri bersama anak anaknya (singel parent).
“Mereka yang mandiri ini, justru akan kita arahkan untuk memberikan sumbangsihnya baik dalam berekonomi maupun menjawab tudingan miring apa menjawab dengan antisipatif tantangannya mereka ke depan, ” kata H. Junaedi.
Pertemuan kaum janda yang terhimpun dalam Perjantan ini, kata H. Junaedi, akan secepatnya diadakan.
“Perjantan masih menginventarisir dan menyusun program kerja. Selesai ini, secepatnya kita adakan pertemuan, ” kata H. Junaedi ditengah pertemuannya dengan H. Bambang Suwondo, selaku Pembina dan tokoh masyarakat Kota Tangerang. ( Anwar Sunda)